Bandung – Fakultas Bidang kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) kembali menindak persoalan hukum bullying atau perundungan siswa calon dokter spesialis pada Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Menurut Dekan FK Unpad Yudi Mulyana Hidayat, persoalan hukum terkini berasal dari kejadian pada 2023.
“Baru ditelusuri setelahnya ada yang lapor, sekarang sudah ada ke luar surat tindakan untuk peringatan,” katanya ketika ditemui Tempo seusai acara pencanangan kerja identik Rumah Sakit Kanker Unpad dengan Pertamedika IHC, Rabu 11 September 2024.
FK Unpad, menurut Yudi, memberikan sanksi ringan berbentuk peringatan serius untuk pelaku perundungan yang berjumlah tujuh orang. Mereka disebutnya merupakan senior atau peserta didik yang mana tambahan lama satu semester dari korbannya, kontestan Proyek Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Urologi. “Upaya kami untuk memberantas (perundungan ) ini terus, kapanpun,” ujar Yudi.
Contoh perundungan yang digunakan dilaksanakan seperti senior memanggil juniornya namun telat datang. Pelaku kemudian menyuruh korban untuk melakukan push up. Tindakan seperti itu menurut Yudi tidaklah dapat dibenarkan. “Tidak ada di institusi belajar kedokteran memberikan push up, kalau biar sehat tindakan olahraga bareng tidak menghukum,” kata dia.
Sebelumnya, FK Unpad telah dilakukan menjatuhkan sanksi tindakan hukum bullying untuk 11 siswa PPDS. Padahal fakultas telah lama menciptakan pakta integritas, tim, dan juga komisi anti perundungan sejak 2020. Namun hingga pada saat ini upaya pencegahan itu belum sanggup menihilkan perundungan.
Yudi mengakui hambatan perundungan paling rutin terjadi di dalam PPDS di dalam rumah sakit lembaga pendidikan yaitu RS Hasan Sadikin Bandung. Pelaku adalah siswa senior yang mana sedang kuliah di dalam semester dua atau tiga–dari delapan semester masa studi. “Repotnya setelahnya itu beliau (korban) mem-bully lagi siswa baru,” ujarnya.
Masa perundungan dari siswa senior ke divisi junior itu, menurut Yudi, biasanya berlaku selama enam bulan. Kasus itu di dalam beberapa tempat telah menghilang, namun secara spesifik Yudi menyebutkan kalau beberapa residen yang digunakan memegang pisau masih melakukannya seperti di area bagian bedah, bedah syaraf, dan juga bedah urologi. Selain itu perundungan siswa PPDS FK Unpad terjadi pada bagian seperti rehabilitasi medis lalu radiologi.
Perundungan yang tersebut terjadi, kata Yudi, sanggup dijalankan secara verbal atau lewat perkataan juga bentuk fisik. Secara keseluruhan FK Unpad telah lama memberi hukuman terhadap pelaku perundungan mulai dari surat peringatan keras hingga pemecatan dua orang mahasiswa. Selain mahasiswa, individu dosen juga tersangkut tindakan hukum perundungan. Sanksi terhadap si dosen masih diproses Kementerian Pendidikan.
Pilihan Editor: Dianggap Denial, Ini adalah 5 Poin Pernyataan Undip Atas Dugaan Bullying pada Balik Kematian Mahasiswi Calon Dokter Spesialis