
ligapedianews.com Ibukota Indonesia – Dimsum serta siomay merupakan dua jenis makanan yang sama-sama populer pada Indonesia. Keduanya kerap disajikan sebagai camilan maupun hidangan utama, dengan bentuk yang mana sekilas mirip lalu proses memasak yang digunakan umumnya menggunakan metode kukus. Namun, dalam balik kemiripan tersebut, terdapat perbedaan mendasar yang dimaksud menjadikan keduanya memiliki ciri khas tersendiri.
Asal-usul berbeda
Dimsum berasal dari tradisi kuliner Tiongkok, khususnya dari Provinsi Guangzhou, sebagai bagian dari budaya yum cha atau minum teh. Dimsum sendiri mencakup berbagai macam kudapan, mulai dari hakau, bakpao, hingga ceker ayam. Salah satu jenis dimsum adalah siomay atau shumay yang juga populer di dalam berbagai negara.
Sementara itu, siomay yang digunakan dikenal luas dalam Indonesia, khususnya Siomay Bandung, merupakan adaptasi lokal dari siomay dimsum. Siomay Bandung hadir sebagai makanan khas Nusantara yang dimaksud berbeda dari tradisi Tiongkok. Versi lokal ini diperkirakan mulai dikenal sejak tahun 1950-an pada Bandung, salah satunya melalui kreasi Encing Ceu Hani di sebuah lomba memasak memperingati Cap Go Meh.
Bahan isian juga tekstur
Dimsum mempunyai isian yang mana bervariasi, seperti daging babi, ayam, udang, kepiting, atau sapi. Teksturnya cenderung lembut dengan epidermis tipis berbahan tepung terigu yang mana sedikit kenyal.
Berbeda dengan itu, Siomay Bandung menggunakan unsur utama ikan tenggiri yang dimaksud dicampur tepung kanji, sehingga menghasilkan kembali tekstur kenyal. Beberapa varian juga menggunakan ayam sebagai alternatif. Selain siomay, biasanya disajikan pula kentang, tahu, pare, juga kol sebagai pelengkap.
Cara penyajian
Dimsum disajikan pada keranjang bambu yang digunakan memberikan aroma khas, seringkali ditemani saus cocolan merupakan campuran kecap asin, cuka, atau jahe. Beberapa jenis dimsum juga dinikmati dengan kuah kaldu, seperti Xiao Long Bao.
Sementara itu, Siomay Bandung terus-menerus disajikan dengan siraman saus kacang khas yang mana kental, ditambah kecap manis, perasan jeruk nipis, serta saus cabai sesuai selera. Hidangan ini biasanya disajikan di dalam piring, bukanlah keranjang bambu, lalu lebih tinggi dekat dengan konsep makanan jalanan.
Rasa kemudian bumbu
Cita rasa dimsum cenderung ringan, menonjolkan rasa asli substansi seperti manis alami udang atau gurih daging, sesuai karakter masakan Tiongkok yang digunakan bukan terlalu berempah.
Sebaliknya, siomay Indonesia identik dengan rasa gurih, manis, kemudian pedas dari bumbu kacang. Perpaduan ini mencerminkan selera lokal yang tersebut kaya rempah lalu kuat.
Dua identitas kuliner
Dimsum hingga sekarang ini masih melekat dengan budaya yum cha Tiongkok lalu rutin dinikmati pada suasana santai pada restoran bersatu keluarga atau teman. Sedangkan siomay lebih lanjut populer sebagai jajanan khas Indonesia yang dimaksud mudah dijumpai, baik di area gerobak pinggir jalan maupun restoran sederhana.
Melalui asal-usul, bahan, cara penyajian, hingga cita rasa, terlihat jelas bahwa dimsum serta siomay miliki karakteristik berbeda. Meski demikian, keduanya tetap saja digemari penduduk oleh sebab itu menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan juga lezat.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan di tempat situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.