
https://ligapedianews.com/ DKI Jakarta – Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Prof Teuku Rezasyah menilai Presiden RI Prabowo Subianto mampu menjadi pemimpin upaya mengupayakan reformasi Dewan Keselamatan PBB, guna membantu mengatasi krisis dalam Gaza, Palestina.
"Indonesia, saya kira bisa," kata Rezasyah pada waktu dihubungi ANTARA di area Jakarta, Mingguan (14/9).
Untuk menyokong reformasi tersebut, Presiden Prabowo, menurut Rezasyah, perlu berbicara tentang keanggotaan yang baru dalam Dewan Security PBB.
Presiden RI yang dimaksud juga perlu berbicara tentang pengaturan veto di dalam di PBB, serta tentang perlunya perluasan kewenangan PBB di penanganan suatu krisis, kata Rezasyah.
Reformasi PBB, menurutnya, perlu dijalankan mengingat kekuatan PBB yang dinilai semakin lemah, teristimewa pada penanganan krisis kemanusiaan dalam Gaza, Palestina.
Reformasi PBB juga perlu dijalankan akibat penduduk dunia semakin mengerti perlunya perdamaian abadi di dalam dunia, sementara serangan negeri Israel di tempat Gaza, Palestina, telah terjadi mengakibatkan krisis kemanusiaan, lalu dukungan Amerika Serikat terhadap negara Israel pada PBB, melemah upaya untuk mewujudkan solusi dua negara bagi Palestina serta Israel.
Presiden Prabowo, menurut Rezasyah, bisa jadi mengatur usulan reformasi yang dimaksud mengingat berbagai upaya yang dimaksud sudah pernah dilaksanakan Indonesia untuk menggalang terwujudnya perdamaian di area Timur Tengah.
"Saat ini, dunia membutuhkan orang pemimpin yang digunakan dapat menjadi perekat, yang tersebut bisa saja bersuara, dan juga bergerak terbang ke sana, ke sini, sementara di negerinya bisa jadi menjadi contoh untuk demokrasi," kata dia.
Meski demikian, untuk menyokong reformasi pada DK PBB, Indonesia, menurut Rezasyah, harus percaya diri lalu juga perlu memperoleh dukungan dari mitra-mitra yang cinta damai, teristimewa negara-negara berkembang.
Dukungan-dukungan yang dimaksud antara lain bisa jadi datang dari Inisiatif Non-Blok (GNB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Turnamen Arab, Kerja Sama Selatan-Selatan, kemudian juga China kemudian Rusia.
"Karena ide-ide Rusia dengan China juga bagus, tapi dimentahkan lagi oleh Amerika Serikat. Makanya dengan dukungan 10 negara anggota tetap memperlihatkan DK PBB yang digunakan baru, mungkin saja suaranya bisa saja membantu kedudukan China serta tempat Rusia," kata Rezasyah, merujuk pada perlunya penambahan 10 anggota tetap saja yang mana baru di usulan perombakan DK PBB.
"Nanti, dengan adanya 10 anggota baru tersebut, maka kemungkinan besar dunia akan sadar begitu, bahwa kita nggak bisa saja lagi dikendalikan oleh Amerika Serikat pada di (PBB) lalu di tempat luar oleh Israel. Nggak dapat lagi," demikian katanya.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di dalam situs web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.