
ligapedianews.com DKI Jakarta (ANTARA) – Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan bahwa penyelenggaraan infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tidak ada belaka menjadi beban pemerintah, melainkan harus ada keaktifan dari produsen otomotif itu sendiri.
“Tanggung jawab produsen EV seyogianya tak berhenti pada sekadar jualan mobil; percepatan adopsi di dalam Indonesia menuntut keterlibatan berpartisipasi merancang infrastruktur SPKLU,” kata Yannes Martinus Pasaribu terhadap ANTARA, Rabu.
Menurut dia, ketersediaan SPKLU menjadi salah satu kunci berkembangnya biosfer kendaraan listrik dalam tanah air. Dengan banyak lalu mudah ditemuinya SPKLU menciptakan para pengguna kendaraan listrik tidak ada lagi merasa khawatir akan jarak tempuh dari kendaraan tersebut.
Baca juga: Makin banyak, PLN sebut total SPKLU roda empat capai 3.772 unit
Tidak hanya sekali untuk menghalau rasa takut akan kehabisan baterai, maraknya penampilan SPKLU juga menjadi salah satu indikasi kepercayaan konsumen untuk mampu beralih ke kendaraan listrik dengan cepat.
“Ketersediaan SPKLU adalah kunci mengatasi range anxiety dan juga meraih kepercayaan konsumen, sehingga produsen tak mampu sekadar mengandalkan pemerintah atau PLN,” ujar dia.
Meski begitu, hal yang dimaksud juga harus dibarengi dengan regulasi perizinan yang dimaksud mudah dan juga adanya insentif penanaman modal diperkuat. Standarisasi konektor mobil-charger berikut sistem komunikasi data back-end, dikatakan oleh Yanes juga harus compatible beserta sistem pembayaran yang tersebut mudah.
Baca juga: Harga kemudian ketersediaan SPKLU jadi aturan perkembangan mobil listrik
Sementara untuk pengisian daya ulang kendaraan listrik yang berada di dalam rumah, menurut Yannes, PLN bukan terlalu membebani administrasi pemasangan. Karena hal tersebut, justru menjadi sumber pendapatan tetap, apalagi tren pengisian terjadi di malam hari hingga pagi hari.
Saat ini, PLN telah terjadi menyediakan sekitar 3.588 unit SPKLU yang digunakan telah tersebar pada Indonesia, PLN juga berjanji untuk terus meningkatkan jumlah total SPKLU, dengan target 5.800 unit pada akhir 2025.
Dari total 5.800 unit tersebut, PLN pada musim mudik Lebaran 2025 yang mana lalu menyediakan sekitar 1.000 unit. Sehingga, para pemudik yang digunakan menggunakan kendaraan listrik tidaklah lagi merasa khawatir akan keterbatasan SPKLU.
Baca juga: Voltron Indonesia luncurkan SPKLU super cepat DC 360 kW pertama di dalam RI
Baca juga: Rosan: VinFast rencana bangun SPKLU hingga 100.000 titik pada Indonesia