
Ligapedianews.com Ibukota – Mual juga muntah ketika berpuasa kerap kali terjadi, sehingga mengganggu kenyamanan dan juga kekhusyukan ibadah Ramadhan. Namun, perlu diketahui hal ini menyimpan beberapa faktor yang tersebut kerap diabaikan oleh kita.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat pembaharuan pola makan kemudian proses adaptasi tubuh terhadap aktivitas puasa. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain juga dapat memicu mual kemudian muntah selama berpuasa, yakni sebagai berikut.
Penyebab mual serta muntah pada waktu berpuasa
1. Perubahan pola makan pada tubuh
Saat berpuasa, tubuh pastinya mengalami inovasi pola makan yang mana berbeda. Jika biasanya makanan pada tiga kali sehari lalu diselingi konsumsi camilan, selama puasa asupan makanan belaka terbatas pada waktu waktu sahur serta berbuka.
Perubahan ini sanggup memproduksi sistem pencernaan butuh beradaptasi, sehingga memicu rasa mual, teristimewa di dalam awal puasa.
2. Asam lambung
Lambung tiap pada waktu memproduksi asam, sekalipun bukan ada makanan yang masuk pada perut. Asam lambung terus diproduksi tanpa adanya makanan yang tersebut dicerna, hal ini sanggup menyebabkan iritasi pada dinding lambung serta naiknya asam ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal sebagai refluks asam.
Reaksi asam lambung pun mengakibatkan sensasi perih di dalam perut serta ulu hati (heartburn), juga rasa mual. Bagi penderita maag atau GERD, risiko ini bisa saja terasa lebih tinggi parah.
3. Dehidrasi
Kurangnya asupan cairan selama berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi, yang berdampak pada berkurangnya produksi air liur dan juga cairan pencernaan.
Akibatnya, proses pencernaan menjadi lebih lanjut lambat, yang dimaksud bisa jadi memicu rasa mual, perut kembung, pusing, kelelahan, lalu mulut kering.
4. Makan berlebihan pada waktu sahur serta berbuka
Mengonsumsi makanan di jumlah keseluruhan terlalu banyak, ketika sahur atau berbuka, dapat berefek mengganggu sistem pencernaan. Lambung yang digunakan penuh secara mendadak akan bekerja ekstra untuk mencerna makanan, sehingga mengakibatkan rasa perut tidak ada nyaman, kembung, mual, bahkan berisiko terjadi refluks asam lambung.
5. Konsumsi makanan yang dimaksud sulit dicerna
Makanan berlemak tinggi, berminyak, atau pedas membutuhkan waktu lebih tinggi lama untuk dicerna. Hal ini dapat menyebabkan perut terasa penuh lebih tinggi lama, meningkatkan risiko refluks asam, lalu akhirnya memicu mual.
Oleh sebab itu, ketika sahur dan juga berbuka lebih banyak baik konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kemudian nutrisi, seperti nasi, roti, buah-buahan, atau sayuran. Sehingga, makanan mudah dicerna oleh perut.
6. Stres yang digunakan meningkat
Kondisi emosional seperti stres serta rasa cemas berlebihan, juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, tingkat rasa lapar serta haus lebih tinggi tinggi.
Hal ini pun mengganggu keseimbangan hormon yang dimaksud mengatur pencernaan, sehingga memicu gejala mual kemudian muntah.
7. Tidur setelahnya makan
Rasa kantuk pasca makan kerap kali terjadi, apalagi pola tidur yang mana berubah ketika bulan Ramadhan. Namun, kedudukan tidur pasca makan menjadi pemicu naiknya asam lambung ke kerongkongan lantaran perut belum sepenuhnya mencerna makanan. Sehingga, perut terasa nyeri, mual, muntah, lalu gangguan tidur.
Oleh sebab itu, jikalau ingin tidur setelahnya makan dianjurkan untuk mengawaitu selama satu jam atau pakai bantal yang tambahan tinggi.
8. Rendahnya kadar gula darah
Kekurangan gula darah atau hipoglikemia akibat tiada makan minum di waktu yang mana lama, juga dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, keringat dingin, pusing, juga mual.
9. Konsumsi makanan juga minuman yang tak tepat
Beberapa jenis makanan minuman yang tidak ada tepat untuk dikonsumsi sebelum kemudian pasca berpuasa, seperti makanan pedas, asam, asin, atau berkafein, dapat memperburuk kondisi lambung ketika kosong.
Kafein, yang tersebut terdapat pada kopi lalu teh, juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan juga menyebabkan dehidrasi, yang mana akhirnya memicu mual juga muntah.
Cara mengatasi mual juga muntah pada waktu berpuasa
1. Pilih makanan yang dimaksud bernutrisi juga mudah dicerna
Saat sahur lalu berbuka, konsumsi makanan yang dimaksud mengandung protein, serat, lalu karbohidrat kompleks untuk menjaga keseimbangan energi tubuh.
Lalu, upayakan untuk menghindari makanan berlemak, berminyak, atau pedas yang tersebut dapat memperlambat pencernaan juga memicu mual. Jika merasa mual, cobalah untuk konsumsi makanan seperti biskuit atau roti tawar terlebih dahulu.
2. Makan dengan porsi kecil lebih banyak dulu
Agar tak cepat merasakan mual atau muntah, baiknya hindari makan di jumlah agregat banyak sekaligus. Atur makan di porsi kecil secara perlahan agar lambung tidaklah terlalu bekerja ekstra untuk mencernanya.
3. Pastikan asupan cairan yang dimaksud cukup
Usahakan untuk minum air putih di jumlah keseluruhan cukup pada waktu waktu berbuka lalu sahur untuk menghindari dehidrasi. Kemudian, hindari minuman berkafein juga bersoda, sanggup diganti dengan minuman rendah gula seperti jus buah atau smoothies.
Jika merasa mual dan juga muntah, cobalah untuk minum teh jahe atau minuman hangat untuk menenangkan perut.
4. Kelola stres agar lebih tinggi tenang
Untuk menghurangi tingkat stres dan juga rasa mual, dapat lakukan teknik relaksasi seperti mengambil napas yang di dari hidung juga hembuskan perlahan melalui mulut selama 5 menit.
5. Istirahat dengan sikap berbaring
Jika perut telah terasa mual, lakukan istirahat sejenak dengan membaringkan tubuh. Posisikan tubuh dengan kepala lebih lanjut tinggi dari lambung agar asam lambung tiada naik, kemudian lakukan teknik atur pernapasan sambil menghirup minyak aromaterapi.
Itulah faktor dari rasa mual kemudian muntah yang dimaksud terjadi pada waktu berpuasa juga cara mengatasinya. Dengan memahaminya, ibadah di area bulan Ramadhan dapat dijalani dengan lebih tinggi nyaman serta optimal.
Namun, apabila rasa mual kemudian muntah telah tak bisa saja tertahankan, tambahan baik untuk membatalkan puasa kemudian konsumsi obat secepatnya.