lifestyle

Mengenal 8 jenis kebaya khas Nusantara beserta ciri khasnya

https://ligapedianews.com/ Ibukota – Kebaya merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang tersebut menjadi simbol identitas perempuan Indonesia. Dari masa ke masa, kebaya tidak ada hanya saja berfungsi sebagai busana, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai budaya, estetika, dan juga keberagaman dari berbagai wilayah di area Tanah Air.

Kini, berkat komitmen pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023, kebaya semakin mendapat perhatian luas. Tanggal 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional, sebagai bentuk penghormatan juga pelestarian terhadap busana tradisional ini.

Antusiasme masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap kebaya pun semakin meningkat. Banyak yang digunakan mulai mengenakan kebaya pada keseharian, termasuk melalui aksi “Selasa Berkebaya” yang dimaksud pada masa kini menjadi salah satu bentuk konkret pelestarian budaya.

Kebaya bahkan sudah pernah diakui secara internasional sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, hasil kolaborasi lima negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, lalu Thailand.

Asal-usul juga perkembangan kebaya

Sejarah mencatatkan data bahwa kebaya telah terjadi hadir pada Indonesia sejak abad ke-15 hingga ke-16. Kata “kebaya” sendiri berasal dari berbagai bahasa, antara lain Bahasa Arab kaba (yang berarti pakaian), Bahasa Portugis caba/cabaya (yang berarti tunik), juga pengaruh dari budaya Tiongkok.

Pada masa awal kemunculannya, kebaya dikenakan oleh perempuan bangsawan sebagai simbol status sosial. Seiring waktu, kebaya mengalami perubahan struktural kemudian adaptasi di dalam berbagai wilayah Nusantara, dengan model, motif, serta substansi yang digunakan beragam, hingga akhirnya menjadi busana nasional perempuan Indonesia.

Berikut ragam jenis kebaya khas Indonesia yang tersebut paling populer dan juga miliki ciri khas tersendiri:

1. Kebaya Jawa

Kebaya Jawa berasal dari era Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Kebaya ini banyak dikenakan oleh kalangan bangsawan di dalam wilayah Surakarta dan juga Yogyakarta. Ciri khasnya terletak pada kerah berbentuk V, panjang hingga pinggul atau lutut, juga material transparan seperti sutra atau brokat yang digunakan rutin kali dilengkapi dengan bordiran emas di tempat bagian lengan, leher, serta dada. Warna kebaya Jawa umumnya gelap, seperti hitam atau merah tua, dan juga rutin digunakan di upacara adat atau pernikahan.

2. Kebaya Bali

Kebaya Bali dikenal dengan warna-warna cerah seperti kuning, merah muda, ungu, serta biru. Dilengkapi dengan obi atau kain ikat pada pinggang sebagai penghias sekaligus pengingat simbolis untuk menjaga etika kemudian perilaku. Kebaya ini biasa dipadukan dengan kamen, yakni kain lilit khas Bali. Bahan yang digunakan digunakan umumnya brokat atau katun ringan.

3. Kebaya Encim (Betawi)

Kebaya Encim merupakan percampuran budaya Betawi, Tionghoa, kemudian Melayu. Nama "encim" berasal dari bahasa Hokkien yang mana berarti "bibi". Keunikan kebaya ini terletak pada bordiran flora dan juga fauna juga teknik kerancang (bordir berlubang) yang mana menciptakan kesan mewah. Kebaya ini menjadi ikon budaya Betawi dan juga kerap digunakan pada acara perayaan tradisional maupun kontemporer.

4. Kebaya Sunda

Kebaya Sunda miliki kerah segilima atau model sabrina, dengan lengan sedikit melebar dalam ujung kemudian detail bordiran halus. Kebaya ini dipadukan dengan kain jarik atau sinjang bundel khas Sunda. Warna-warna cerah seperti merah muda, kuning, lalu biru mendominasi, mencerminkan keceriaan kemudian keanggunan perempuan Sunda.

5. Kebaya Rancongan (Madura)

Kebaya Rancongan, atau dikenal juga sebagai Baju Aghungan, berasal dari Madura. Modelnya pas dalam badan dengan lengan panjang lalu biasanya dipadukan dengan sarung batik bermotif Lasem atau storjan. Kebaya ini dilengkapi aksesori khas seperti kalung brodong kemudian giwang, dan juga perhiasan emas berbentuk perahu berundak tiga di area bagian dada, menguatkan kesan elegan kemudian berkelas.

6. Kebaya Labuh (Riau)

Kebaya Labuh berasal dari Kepulauan Riau juga memiliki panjang mencapai lutut. Bagian bawah kebaya melebar menyerupai bentuk labu. Terdapat tiga kancing besar di dalam bagian melawan sebagai ciri khasnya. Kebaya ini hadir pada dua varian utama: Labuh Nyonya dan juga Labuh Pendek. Biasanya dipadukan dengan kain cual, sejenis batik khas Riau.

7. Kebaya Basiba (Padang)

Kebaya Basiba berasal dari Sumatera Barat, khususnya dari budaya Minangkabau. Model kebaya ini longgar lalu panjang hingga pada bawah lutut, menyerupai kaftan dengan belahan depan. Bagian di kebaya biasanya dalam bentuk kutang atau baju dasar, dipadukan dengan songket atau batik sebagai bawahan. Kebaya ini kerap dikenakan di upacara adat kemudian kegiatan seremonial.

8. Kebaya Kutubaru

Kebaya Kutubaru memiliki potongan khas berbentuk kain tambahan dalam bagian sedang dada serta perut yang digunakan menghubungkan sisi kanan kemudian kiri, membentuk tampilan menyerupai “kutu” (bef). Model ini memberikan kesan klasik namun tetap memperlihatkan elegan, menjadikannya pilihan tepat untuk acara resmi maupun kasual. Kebaya kutubaru pada masa kini kembali populer di dalam kalangan generasi muda.

Kebaya, cermin keragaman serta identitas​​​​​

Setiap jenis kebaya di dalam melawan mencerminkan nilai, karakter, juga estetika masing-masing daerah. Dari segi warna, potongan, hingga bahan, kebaya menunjukkan keragaman budaya Indonesia yang mana begitu kaya. Kebaya juga terus tumbuh sesuai zaman, tanpa kehilangan akar budayanya.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di dalam situs web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles