
Ligapedianews.com DKI Jakarta – Pada bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, kemudian perbuatan yang mana dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa bukan cuma sekadar menahan lapar juga dahaga, tetapi juga melatih kesabaran juga pengendalian diri di berbagai aspek kehidupan.
Namun, selain menahan diri dari hal-hal tersebut, menjaga perilaku dan juga ucapan juga menjadi bagian penting pada menjalankan ibadah puasa. Salah satu pertanyaan yang tersebut kerap muncul adalah: apakah bergosip atau menggunjing pada waktu berpuasa dapat membatalkan puasa?
Pandangan ulama tentang bergosip pada waktu berpuasa
Bergosip, atau di istilah Islam dikenal sebagai ghibah, adalah membicarakan keburukan atau aib seseorang tanpa se pengetahuannya. Perbuatan ini jelas dilarang pada Islam lalu dianggap sebagai dosa. Dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 12, Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang mana beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa juga janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain kemudian janganlah ada pada antara kamu yang menggunjing sebagian yang dimaksud lain. Apakah ada pada antara kamu yang mana suka memakan daging saudaranya yang digunakan telah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah untuk Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
Namun, terkait dengan apakah ghibah membatalkan puasa, mayoritas ulama setuju bahwa perbuatan yang dimaksud bukan membatalkan puasa secara teknis. Artinya, selama seseorang menahan diri dari makan, minum, kemudian hal-hal lain yang digunakan membatalkan puasa, puasanya tetap memperlihatkan sah meskipun ia melakukan ghibah.
Meskipun begitu, ghibah tetap saja merupakan dosa yang tersebut dapat menghurangi nilai ibadah puasa. Puasa tidaklah hanya saja menahan lapar kemudian dahaga, tetapi juga melatih pengendalian diri dari perbuatan buruk. Oleh akibat itu, menjaga lisan dan juga menghindari ghibah sangat dianjurkan agar puasa yang digunakan dijalankan lebih lanjut bernilai di area sisi Allah.
Meskipun demikian, melakukan ghibah ketika berpuasa sangat tiada dianjurkan dan juga dapat menurunkan pahala puasa. Dalam Islam dijelaskan bahwa dosa-dosa seperti ghibah dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, pahala puasa seseorang.
Oleh akibat itu, menjaga lisan serta perilaku selama berpuasa sangat ditekankan agar ibadah puasa tiada hanya saja sekadar menahan lapar lalu dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang digunakan tidaklah terpuji.
Anjuran untuk menjaga lisan pada waktu berpuasa
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda
“Man lam yada' qawla az-zūr wal-'amala bihi, fa laysa lillahi ḥājatan fī an yada'a ṭa'āmahu wa sharābahu.”
Artinya: Barangsiapa yang tersebut bukan mampu meninggalkan perkataan dusta dan juga berbuat dengannya, maka Allah bukan butuh pada amalannya meninggalkan makan lalu minumnya (HR Bukhari, Ahmad, Abu Dawud kemudian tirmidzi.
Hadis ini menekankan bahwa esensi puasa tidak hanya saja menahan diri dari makan dan juga minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan juga perbuatan yang digunakan tiada baik.
Oleh oleh sebab itu itu, umat Muslim dianjurkan untuk lebih banyak berhati-hati di berbicara juga berperilaku selama menjalankan ibadah puasa.
Dapat disimpulkan, bergosip atau ghibah ketika berpuasa tiada membatalkan puasa secara teknis, namun perbuatan yang disebutkan dapat menghurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa.
Makanya, menjaga lisan serta menghindari perbuatan yang tersebut bukan terpuji sangat dianjurkan agar ibadah puasa yang dimaksud dijalankan mendapatkan pahala yang mana maksimal kemudian diterima oleh Allah SWT.