berita terbaru

China masih cek item akuatik Jepun meskipun mulai membuka keran impor

Ligapedianews.com Beijing – pemerintahan China mengumumkan akan tetap saja mengecek keamanan hasil akuatik selama Negeri Sakura meskipun mulai membuka impor pasca pembuangan air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut.

"Pihak berwenang yang kompeten akan terus meningkatkan regulasi dan juga melakukan konfirmasi keamanan pangan masyarakat. Begitu suatu risiko di bentuk apa pun teridentifikasi, pembatasan impor yang diperlukan akan segera diambil sesuai dengan hukum," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di konferensi pers di tempat Beijing pada Awal Minggu (30/6).

Administrasi Umum Bea Cukai China pada Mingguan (29/6) mengeluarkan pemberitahuan bahwa pengiriman komoditas akuatik yang tersebut berasal dari "wilayah tertentu" dalam Negeri Matahari Terbit akan dilanjutkan dengan segera walau "dengan syarat".

China menangguhkan impor barang akuatik Negeri Sakura sejak Juli 2023, sebelum Negeri Sakura mulai membuang air limbah yang dimaksud diolah dari PLTN Fukushima yang digunakan rusak.

"Otoritas yang digunakan berwenang memang sebenarnya merilis pengumuman kemarin untuk melanjutkan impor komoditas akuatik secara bersyarat dari beberapa wilayah Jepun yang dimaksud memenuhi persyaratan dan juga standar regulasi China," tambah Mao Ning.

Keputusan yang disebutkan didasarkan pada pemantauan internasional seara jangka panjang lalu pengambilan sampel independen pemerintah China terhadap air buangan terkontaminasi nuklir PLTN Fukushima. Hasil penelitian menunjukkan tidaklah ditemukan kelainan pada air juga Negeri Matahari Terbit berikrar untuk menjamin kualitas juga keamanan produk-produk akuatik yang dimaksud dikirim ke luar negeri ke China.

"Jepang berjanji untuk menegaskan penerapan berkelanjutan dari kegiatan pemantauan sehingga China mengadakan beberapa putaran konsultasi dengan Negeri Sakura tentang dimulainya kembali ekspor produk-produk akuatik Negeri Matahari Terbit ke China," ungkap Mao Ning.

Jepang, ungkap Mao Ning, berjanji untuk mengambil kumpulan langkah yang tersebut kredibel dan juga nyata untuk menjamin kualitas lalu keamanan barang akuatiknya ke China kemudian menguatkan regulasi.

"Sikap China terhadap pembuangan air limbah itu bukan berubah. Kami akan terus bekerja serupa dengan komunitas internasional untuk mendesak Jepun dapat mengambil tindakan secara efektif di jangka panjang untuk mengendalikan risiko yang tersebut muncul akibat pembuangan tersebut," tambah Mao Ning.

Namun kebijakan ekspor hasil akuatik dari Jepun itu tak berlaku untuk 10 prefektur Jepun yaitu Fukushima, Gunma, Tochigi, Ibaraki, Miyagi, Niigata, Nagano, Saitama, Tokyo, juga Chiba.

Bea cukai China juga mengungkapkan bahwa dia akan terus mengatur impor makanan laut Negeri Sakura secara ketat.

"Jika ada barang yang dimaksud ditemukan tidaklah mematuhi hukum, peraturan, kemudian standar keamanan pangan China yang tersebut relevan, atau apabila pihak Negeri Sakura gagal memenuhi tanggung jawab pengawasan resminya secara efektif, tindakan pengendalian tepat waktu akan diambil untuk secara efektif melindungi kondisi tubuh kemudian keselamatan rakyat China," demikian disebutkan pada pengumuman itu.

China dulunya merupakan bursa luar negeri terbesar untuk makanan laut Jepang, yang mana mencakup tambahan dari seperlima dari ekspor makanan lautnya, disertai oleh Hong Kong.

Beijing lalu Tokyo diketahui sudah pernah mengadakan tiga putaran pembicaraan sejak Maret 2025 mengenai hambatan impor item akuatik yang dimaksud sebelum mencapai kesepakatan mengenai "persyaratan teknis" yang dimaksud diperlukan agar ekspor makanan laut Negeri Matahari Terbit ke China dapat dimulai kembali, kata Kementerian Luar Negeri Jepang.

PLTN Fukushima rusak parah dikarenakan gempa bumi dan juga tsunami pada 2011. Air limbah dari PLTN kemudian diolah juga diencerkan dengan air laut untuk mengempiskan komponen radiaktif sebanyak mungkin saja sebelum mulai dibuang ke laut pada Agustus 2023.

Masyarakat baik pada pada maupun di tempat luar Negeri Sakura memprotes pembuangan air limbah tersebut. Tim nelayan Negeri Matahari Terbit mengungkapkan bahwa merek khawatir hal itu akan semakin merusak reputasi makanan laut mereka. Kelompok-kelompok dalam China juga Korea Selatan juga menyampaikan kekhawatirannya.

Namun pasca lembaga penelitian China menyelesaikan uji analisis dari sampel yang digunakan diambil secara mandiri pada Februari 25 di area di area perairan sekitar PLTN Fukushima Daiichi dinyatakan bukan ada konsentrasi radionuklida termasuk tritium, cesium-134, cesium-137, juga strontium-90 di sampel tersebut.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di dalam situs web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles