berita viral

Alasan Trump Mendadak Ngamuk Naikkan Tarif 100% ke China

Daftar Isi
  • Alasan Trump Ngamuk ke Beijing
  • Pengaruh Langsung ke Pasar
  • Pertarungan Menuju APEC

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghidupkan kembali konflik dagang dengan China. Pada hari terakhir pekan (10/10/2025), ia mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 100% terhadap produk-produk selama Beijing.

Melansir Reuters, Trump juga mengeluarkan kontrol ekspor baru untuk “semua perangkat lunak penting” terhadap China mulai 1 November atau sembilan hari sebelum masa keringanan tarif berakhir.

Langkah ini diambil pasca China memperluas kontrol ekspor terhadap unsur tanah jarang, komponen krusial bagi bidang teknologi global, mulai dari kendaraan listrik hingga radar militer.

“Itu mengejutkan. Saya pikir itu sangat, sangat buruk,” ujar Trump di Gedung Putih menanggapi kebijakan China. “Untuk setiap elemen yang mana berhasil merekan monopoli, kita punya dua.”

Trump juga sempat menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan, yang dijadwalkan tiga minggu mendatang, kemungkinan besar dibatalkan.

“Sekarang tampaknya tak ada alasan untuk melakukannya,” tulisnya di jaringan Truth Social. Meski begitu, ia menambahkan, “Saya belum membatalkan. Saya berasumsi kita kemungkinan besar akan mengadakannya.”

Alasan Trump Ngamuk ke Beijing

Menurut beberapa analis, kemarahan Trump dipicu oleh langkah Beijing yang tersebut dianggap mengkhianati semangat gencatan senjata tarif yang digunakan dicapai awal tahun ini.

“Postingan Trump bisa saja jadi awal dari berakhirnya gencatan senjata tarif,” kata Craig Singleton, pakar China di dalam Foundation for Defense of Democracies. “Washington mengkaji langkah ekspor kontrol Beijing sebagai pengkhianatan. Beijing tampaknya telah lama berlaku berlebihan.”

China diketahui memproduksi lebih tinggi dari 90% logam tanah jarang dunia, yang berubah jadi tulang punggung banyak sektor lapangan usaha strategis. Keputusan Beijing memperketat pengendalian ekspor ini dinilai sebagai “perintah bersaing” yang tersebut mengancam kepentingan bidang AS.

“Trump merasa harus membalas secara finansial oleh sebab itu langkah China itu mengancam dominasi teknologi kemudian keamanan kegiatan ekonomi AS,” ujar Scott Kennedy, analis di dalam Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Dampak Langsung ke Pasar

Reaksi pangsa terhadap kebijakan Trump terbilang cepat. Skala S&P 500 merosot lebih banyak dari 2%, penurunan harian terbesar sejak April. Saham-saham teknologi juga anjlok di perdagangan pasca-pasar, sementara penanam modal berbondong-bondong mencari aset aman seperti emas serta surat utang AS.

Selain tarif, Trump juga mengancam akan menerapkan kontrol ekspor baru untuk pesawat juga komponennya, langkah yang dapat memperluas dampak konflik dagang ke sektor manufaktur besar.

Pertarungan Menuju APEC

Ketegangan terbaru ini memperumit rencana penghadapan kedua negara di dalam sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir Oktober. Para analis mengkaji kedua pihak pada saat ini sedang memainkan strategi tekanan untuk meningkatkan kekuatan tempat tawar sebelum forum tersebut.

“Mereka sama-sama meningkatkan tensi menjauhi APEC,” ujar Kennedy. “Trump ingin menunjukkan ketegasan, sementara Beijing menguji seberapa jarak jauh Washington berani menekan.”

Dengan retaknya kembali hubungan dua kegiatan ekonomi terbesar dunia, lingkungan ekonomi pada saat ini menanti apakah Trump benar-benar akan menjalankan tarif 100% itu, atau belaka menggertak untuk menyokong konsesi baru dari China.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC] Next Article JK Ingatkan Bahaya Besar Ancam Dunia, RI Bisa Kena Getahnya!

Related Articles