
Ligapedianews.com Saya komunikasikan bahwa potensi (investasi) itu terbuka serta setahu saya memang sebenarnya pada waktu ini ada initial (permulaan) pembicaraan mengenai pihak Danantara untuk bergabung di dalam tiga proyek pengembangan tersebut,
Jakarta – Director and Chief Project Officer PT Vale Indonesia Tbk (kode emiten: INCO) Muhammad Asril menyatakan bahwa Badan Pengelola Penanaman Modal (BPI) Danantara menunjukkan minat untuk turut berinvestasi pada tiga proyek prasarana pengolahan nikel Vale Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk menjalin kerja mirip dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders), termasuk investor, untuk mengembangkan tiga infrastruktur pengolahan nikel tersebut.
“Saya komunikasikan bahwa potensi (investasi) itu terbuka juga setahu saya memang sebenarnya pada waktu ini ada initial (permulaan) pembicaraan mengenai pihak Danantara untuk bergabung di dalam tiga proyek pengembangan tersebut,” kata Muhammad Asril di dalam Jakarta, Kamis.
Proyek pertama dikembangkan sama-sama Zhejiang Huayou Cobalt – produsen kobalt, nikel, serta litium jika China – juga Ford Motor Company – perusahaan otomotif multinasional selama Amerika Serikat — dalam Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Proyek kedua berlokasi di dalam Sambalagi, Morowali, Sulawesi Tengah dan juga dibangun dengan GEM Co., Ltd – perusahaan manufaktur komponen akumulator selama China.
Sementara proyek ketiga yang juga didirikan sama-sama Zhejiang Huayou Cobalt terletak dalam Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Menurut Asril, keterlibatan Danantara maupun pemodal lainnya pada proyek-proyek yang disebutkan akan meningkatkan kekuatan basis pendanaan lalu mempercepat realisasi pembangunan.
Lebih lanjut, ia menekankan komitmen perseroan terhadap penyelenggaraan energi ramah lingkungan pada tiga proyek smelter tersebut untuk menggalang upaya dekarbonisasi.
Ia menuturkan, sekitar 80 persen keinginan energi pada proyek smelter Pomalaa dipenuhi melalui heat recovery – yakni teknologi untuk menangkap energi panas yang tersebut terbuang dari berbagai proses produksi agar dapat dimanfaatkan kembali – sementara sisanya dari gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).
Sedangkan di dalam Sambalagi, Morowali, proyek yang mana dikerjakan berada di kawasan lapangan usaha hijau internasional (international green industrial park) dengan pasokan energi sepenuhnya berasal dari sumber terbarukan, seperti heat recovery, panel surya, juga biomassa.
“Di Morowali, 100 persen energinya berbasis terbarukan serta tidak ada menggunakan LNG,” imbuh Asril.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI pada situs web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.