
Ligapedianews.com Surabaya – Pelatih timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg mengumumkan tak adil jikalau para suporter hanya saja meninjau penampilan Rafael Struick di kegagalan Garuda Muda lolos ke Piala Asia U-23 2026.
Hal ini dikatakan oleh Vanenburg pasca timnya dikalahkan 0-1 oleh timnas U-23 Korea Selatan pada laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di tempat Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa.
“Kalau kita mengawasi dari sisi permainannya Rafael serupa seperti pemain lain. Tak adil kalau kita belaka membicarakan satu pemain lantaran ini menyangkut satu tim,” kata Vanenburg pada pertemuan jumpa pers usai pertandingan.
Struick, yang merupakan penggawa timnas senior Indonesia tak mendapatkan panggilan dari kelompok asuhan Patrick Kluivert pada dua laga FIFA Match Day melawan Taiwan dan juga Lebanon, kendati ia memiliki 23 cap.
Berbekal pengalamannya di tempat timnas U-23 pada edisi Piala Asia U-23 2024 di area Qatar, ia diturunkan di tempat pasukan ini dengan target meloloskan Indonesia pada putaran final pada dua edisi beruntun, yang mana pada 2026 dimainkan pada Arab Saudi.
Struick mempunyai kenangan indah di dalam Qatar waktu itu, ketika ia mencetak dua gol untuk menyingkirkan Korea Selatan pada sesi perempat final. Namun, kenangan itu tak terulang lagi pada pertandingan semalam.
Alih-alih mencetak gol, penyerang yang tersebut sekarang bermain di dalam Dewa United itu tak bisa jadi berbuat banyak di area lapangan sebagai starter, sebelum kemudian ditarik meninggalkan pada awal fase kedua.
Menurut Vanenburg, penampilan pemain 22 tahun itu ada kaitannya dengan menit bermainnya di area Dewa, yang dimaksud menurut Transfermarkt dirinya semata-mata mencatatkan 96 menit pada tiga pertandingan di dalam BRI Super League 2025/2026.
“Jika Struick tiada bermain dalam kompetisi, jam terbangnya menurun, maka performanya juga akan menurun. Jadi ini sejenis dengan pemain lain,” kata Vanenburg.
“Dulu dalam awal berbagai orang mengungkapkan kita harus mendatangkan pemain keturunan Belanda untuk dinaturalisasi. Namun ujung-ujungnya kalau tak bermain (di klubnya) dia juga akan berkurang (performanya),” kata dia.
Kekalahan dari Korea Selatan menghasilkan Indonesia cuma finis sebagai runner-up Grup J dengan empat poin. Perolehan poin ini tak sanggup mengantarkan dia ke putaran final akibat kalah di persaingan menjadi salah satu dari empat runner-up terbaik.
Situasi ini menciptakan Indonesia gagal berpartisipasi di area putaran final Piala Asia U-23 untuk kedua kalinya setelahnya edisi 2024 di tempat Qatar ketika mereka mencetak sejarah.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di dalam situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.