K-Pop

IBC mengungkapkan cara Indonesia pergi dari dari “middle income trap”

Ligapedianews.com Saya berani banget menyatakan kalau the only way you can pergi dari dari middle income trap itu if you embrace sustainability di praktik-praktik pemerintahan maupun negara.

Jakarta – Chief Operating Officer (COO) Indonesian Business Council (IBC) William Sabandar menyatakan satu-satunya cara Indonesia pergi dari dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap) adalah menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability) di seluruh praktik pemerintahan.

“Kan Indonesia mau jadi negara maju ya 2045, saya berani banget menyatakan kalau the only way you can mengundurkan diri dari dari middle income trap itu if you embrace sustainability dalam praktik-praktik pemerintahan maupun negara,” kata William Sabandar di Dunia Pers Briefing & Talk Show IBC 2025, di area Jakarta, Kamis.

Salah satu upaya penting untuk menerapkan prinsip yang disebutkan ialah melalui bursa karbon yang dianggap sebagai inisiatif pendanaan iklim paling kuat.

Tujuan itu dapat terjadi apabila para pemain dalam bursa karbon, mulai dari negara, sektor privat, hingga komunitas, diaktifkan serta berkolaborasi satu sejenis lain.

“Jadi, everybody berpikir bahwa I have the asset, kemudian gimana aset itu in whatever your capacity sebagai masyarakat, sebagai sebuah society, pemerintah, mencoba mengkapitalisasi itu, serta the only way to capitalise it itu adalah lewat carbon market. Jadi, kalau kita mau be a reachable, we need to build our own carbon market yang dimaksud credible and internationally recognised,” ujar William.

Dalam kesempatan yang mana sama, Pendiri serta pimpinan Fairatmos Natalia Rialucky Marsudi menginginkan adanya lingkungan ekonomi karbon yang benar-benar menyambungkan nilai perekonomian untuk seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, dibutuhkan kolaborasi, keterbukaan pikiran, kemudian penerimaan dari seluruh pihak bahwa sektor ini sangat dinamis.

Dia menekankan bahwa pangsa karbon tak boleh hanya sekali menjadi sekedar pilihan, tetapi sudah ada menjadi keharusan setiap pihak melakukan kegiatan yang dimaksud rendah emisi dengan tetap memperlihatkan berorientasi melakukan akselerasi konstruksi ekonomi.

“Apa yang mana terjadi 10 tahun yang dimaksud lalu kemungkinan besar sudah ada berbeda lalu apa yang tersebut terjadi 10 tahun ke depan akan berbeda juga. Tapi, apabila adanya shared commitment juga kepercayaan bahwa memang sebenarnya pangsa karbon ini didesain dengan filosofi yang tersebut sangat inklusif juga untuk memberikan kegunaan bagi semua lapisan masyarakat, (maka) cita-citanya kemudian harapannya supaya kolaborasi itu betul-betul terjadi,” ujar Natalia.

Senada, pakar lalu praktisi pangsa karbon Paul Butar-Butar mengharapkan Indonesia betul-betul menjadi pemain utama di dekarbonisasi. “Tidak belaka sekadar slogan bahwa peluang jadi super power (karbon), tapi bagaimana kita merealisasikan itu,” ujar dia.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di area situs web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles