Ligapedianews.com – Inilah 3 petinju terkenal yang dimaksud bangkrut pasca pensiun yang tersebut salah satunya pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat termuda. Ketiga petinju yang tersebut pernah bangkrut setelahnya pensiun dari bertinju adalah Mike Tyson, Evander Holyfield dan juga Sugar Ray Leonard.
Meskipun dunia tinju memberikan popularitas juga penghasilan besar, tidaklah semua petinju mampu mempertahankan kekayaan merekan setelahnya pensiun. Beberapa di area antara merek malah berakhir pada kondisi keuangan yang tersebut menyedihkan. Berikut adalah tiga petinju terkenal yang bangkrut setelahnya pensiun dari dunia tinju.
1. Mike Tyson
Ya, Mike Tyson adalah salah satu petinju terhebat pada sejarah tinju, dikenal dengan julukan “Iron Mike”. Pada puncak kariernya, Tyson memunculkan lebih banyak dari USD300 jt dari berbagai pertandingan juga sponsor. Namun, pasca ia pensiun pada tahun 2005, Tyson mengalami beberapa jumlah permasalahan pribadi serta keuangan yang mana serius.
Tyson juga terjerat pada berbagai permasalahan hukum, termasuk penjara lantaran tindakan hukum pemerkosaan. Selain itu, beliau menghabiskan uangnya untuk gaya hidup yang dimaksud mewah, termasuk membeli rumah mewah, mobil-mobil mahal, juga hewan peliharaan eksotis seperti singa putih.
Keputusan-keputusan keuangan yang tersebut buruk, ditambah dengan manajemen yang digunakan kurang baik, memproduksi Tyson bangkrut pada tahun 2003. Dia mengajukan kebangkrutan dengan utang mencapai sekitar USD23 juta.Setelah bangkrut, Tyson mulai merestrukturisasi hidupnya dan juga menemukan kembali stabilitas finansial melalui pekerjaan dalam dunia hiburan, termasuk penampilan di area film kemudian menjadi pembicara motivasi.
2. Evander Holyfield
Sosok Evander Holyfield, juara dunia tinju kelas berat empat kali, dikenal dengan julukan “The Real Deal”. Pada puncak kariernya, Holyfield memunculkan lebih besar dari USD200 juta. Namun, setelahnya pensiun dari tinju pada awal 2000-an, Holyfield mengalami kesulitan keuangan yang digunakan serius.
Holyfield rutin kali menghabiskan uang untuk gaya hidup mewah, termasuk membeli rumah besar serta berbagai barang mahal. Ia juga mengeluarkan berbagai uang untuk merawat kemampuan fisik kemudian kebugarannya setelahnya pensiun.
Keputusan-keputusan finansialnya yang dimaksud buruk, juga sebagian permasalahan hukum, berkontribusi pada kebangkrutan yang digunakan ia alami pada tahun 2012. Salah satu faktor utamanya adalah pengelolaan keuangan yang mana buruk, ditambah dengan biaya pemeliharaan rumah juga gaya hidup yang tiada sesuai dengan penghasilannya pasca-pensiun.
Pada tahun 2012, Holyfield jual rumahnya yang megah, yang digunakan sebelumnya merupakan tempat tinggal keluarganya selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, Holyfield terus mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, termasuk menjadi komentator tinju juga berpartisipasi pada kegiatan amal.