Ligapedianews.com DKI Jakarta – DKI Jakarta berada dalam menghadapi ancaman penting terkait prospek tenggelamnya kota ini. Kesulitan yang disebutkan bukanlah lagi sekadar prediksi, namun sudah menjadi kenyataan yang semakin dekat apabila mengawasi dari fenomena dataran Ibukota Indonesia yang dimaksud sudah ada lebih lanjut rendah dari air laut.
Belum lagi kejadian banjir rob yang digunakan belakangan ini masif terjadi di dalam wilayah utara dengan kondisinya yang memprihatinkan.
Berbagai studi serta data terbaru juga menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Jakarta, khususnya pada bagian utara, berisiko terendam air di beberapa dekade mendatang.
Menurut data World Economic Diskusi (WEF) 2024, permukaan tanah di dalam Ibukota Indonesia turun rata-rata 17 cm setiap tahunnya. Hal ini menjadikan Ibukota Indonesia sebagai salah satu kota besar di tempat dunia yang paling rentan tenggelam.
Pernyataan yang disebutkan semakin menguatkan prediksi akan prospek tenggelamnya Jakarta, yang digunakan disebut-sebut dapat terjadi pada tahun 2050.
Apa yang tersebut menyebabkan DKI Jakarta terancam tenggelam?
Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada hambatan ini:
1. Pengambilan air tanah yang mana berlebihan
Selama bertahun-tahun, Ibukota Indonesia sangat bergantung pada air tanah untuk memenuhi keperluan air bersih. Akibatnya, lapisan tanah di area bawah permukaan menyusut secara signifikan, kemudian menyebabkan penurunan muka tanah.
2. Pembangunan yang digunakan masif
Pertumbuhan penduduk lalu pembangunan infrastruktur yang pesat pada DKI Jakarta menyebabkan beban berat pada tanah. Pembangunan gedung-gedung tinggi juga jalan raya juga semakin memperparah penurunan muka tanah.
3. Kenaikan muka air laut
Pemanasan global dan juga inovasi iklim yang dimaksud parah ketika ini menyebabkan es di area kutub mencair. Hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut di area perairan dunia.
Kondisi ini semakin memperparah ancaman bagi kota-kota pesisir seperti Jakarta.
4. Sistem drainase yang digunakan kurang memadai
Sistem drainase di tempat Ibukota belum optimal pada menampung ukuran air hujan yang semakin besar akibat inovasi iklim. Akibatnya, rutin terjadi banjir di dalam berbagai wilayah.
Data dari berbagai lembaga penelitian juga menunjukkan bahwa penurunan muka tanah di tempat DKI Jakarta terus berlanjut dengan kecepatan yang dimaksud mengkhawatirkan. Beberapa wilayah di area Ibukota Utara bahkan telah terjadi mengalami penurunan hingga beberapa meter di beberapa dekade terakhir.
Badan Investigasi serta Inovasi Nasional (BRIN) bahkan sudah pernah melakukan simulasi yang dimaksud menunjukkan bahwa pada tahun 2050, sekitar 160,4 km² wilayah Ibukota akan terendam air.
Sementara itu, laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga memberi peringatan bahwa kenaikan muka air laut akan semakin cepat di beberapa dekade mendatang, mengancam wilayah pesisir dalam seluruh dunia, termasuk Daerah Perkotaan Jakarta.
Upaya Mitigasi
Pemerintah serta berbagai pihak terkait telah lama berupaya untuk mengatasi kesulitan ini. Beberapa upaya yang dimaksud telah terjadi dilaksanakan antara lain:
1. Pembangunan giant sea wall
Proyek ambisius ini bertujuan untuk merancang tembok laut raksasa sebagai benteng pertahanan terakhir melawan kenaikan muka air laut.
2. Pengembangan sistem drainase
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas lalu efisiensi sistem drainase dalam Jakarta.
3. Pengurangan pemanfaatan air tanah
Pemerintah mengupayakan pemanfaatan air permukaan sebagai alternatif sumber air bersih.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan dilakukan, tantangan untuk menyelamatkan Ibukota dari ancaman tenggelam masih sangat besar. Dibutuhkan komitmen yang tersebut kuat dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mengatasi permasalahan ini secara berkelanjutan.
Apa yang digunakan mampu dilakukan?
1. Menghemat pengaplikasian air
Setiap individu dapat berkontribusi dengan menghurangi penyelenggaraan air bersih sehari-hari.
2. Membantu kebijakan lingkungan
Masyarakat perlu menyokong kebijakan pemerintah yang dimaksud bertujuan untuk melindungi lingkungan lalu mengempiskan dampak inovasi iklim.
3. Menguatkan kesadaran
Meningkatkan kesadaran penduduk tentang pentingnya menjaga lingkungan adalah langkah awal untuk mengatasi kesulitan ini.
Ancaman tenggelamnya Ibukota adalah kesulitan penting yang mana memerlukan perhatian segera. Jika tak segera ditangani, dampaknya akan sangat luas, tak belaka bagi warga Jakarta, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan.