Ligapedianews.com DKI Jakarta – Akhir tahun 2024 dunia dihebohkan dengan sederet kejadian kecelakaan pesawat yang mana terjadi beruntun, mulai dari kecelakaan pesawat Britten-Norman BN-2B-26 Islander di area Papua Nugini hingga Jeju Air yang tergelincir kemudian terbakar dalam Bandara Internasional Muan, Korea Selatan dengan menewaskan 179 korban.
Namun, apabila menengok sejarahnya, kecelakaan pesawat terparah yang digunakan pernah terjadi sebelumnya tercatat lebih banyak kelam dengan jumlah keseluruhan korban mencapai ratusan.
Hal ini tentunya menyimpan duka mendalam dan juga perhatian khusus bagi dunia aviasi di hal keamanan juga tingginya risiko yang mana dihadapi ketika bepergian dengan pesawat terbang.
Berikut adalah 7 kecelakaan pesawat terparah yang digunakan pernah terjadi di dalam dunia.
1. Tragedi Bandara Tenerife (1977)
Kecelakaan penerbangan paling mematikan sepanjang sejarah terjadi bukanlah pada udara, melainkan di dalam darat. Pada 27 Maret 1977, dua pesawat Boeing 747 penuh penumpang bertabrakan di area landasan pacu Bandara Los Rodeos, Pulau Tenerife, Kepulauan Canary. Insiden ini menewaskan 583 orang.
Kedua pesawat, KLM 4805 serta Pan Am 1736, dialihkan ke Tenerife akibat penutupan bandara dengan syarat dikarenakan ancaman teroris.
Kabut tebal, gangguan komunikasi, juga kesalahpahaman antara pilot lalu pengendali lalu lintas udara menyebabkan pesawat KLM 4805 lepas landas tanpa izin, sementara Pan Am 1736 masih berada di area landasan.
Tabrakan dahsyat ini mengakibatkan tewasnya semua orang pada KLM juga sebagian besar penumpang Pan Am. Peristiwa ini tetap saja menjadi pelajaran besar pada komunikasi lalu prosedur keselamatan penerbangan.
2. Japan Airlines Penerbangan 123 (1985)
Pada 12 Agustus 1985, Japan Airlines Penerbangan 123 mengalami kecelakaan yang tersebut dikenal sebagai tragedi Gunung Osutaka. Pesawat Boeing 747 yang terbang dari Tokyo ke Osaka mengalami kehancuran teknis akibat kegagalan struktur tekanan di tempat bagian ekor.
Pesawat kehilangan kendali pada ketinggian 24.000 kaki, dan juga meskipun pilot berupaya keras untuk mengendalikan pesawat, akhirnya jatuh di area pegunungan Takamagahara.
Dari 524 orang pada pada pesawat, hanya saja empat penumpang yang dimaksud selamat. Kegagalan teknis yang mana disebabkan oleh perawatan tak memadai menjadi faktor utama kecelakaan ini, menjadikannya salah satu tragedi terbesar pada sejarah penerbangan Jepang.
3. Air India Penerbangan 182 (1985)
Kecelakaan Air India Penerbangan 182 pada 23 Juni 1985 merupakan salah satu serangan teror paling mematikan di sejarah penerbangan. Pesawat Boeing 747 yang terbang dari Toronto menuju Mumbai meledak pada udara akibat bom yang digunakan diletakkan dalam bagian kargo oleh kelompok teroris Sikh pada Kanada.
Ledakan terjadi di dalam menghadapi Samudra Atlantik dekat pantai Irlandia, menewaskan seluruh 329 penumpang juga awak pesawat. Pelaku serangan mendaftarkan bagasi berisi bom tanpa bergabung terbang.
4. Tanah Melayu Airlines Penerbangan 370 (2014)
Hilangnya Tanah Melayu Airlines Penerbangan 370 pada 8 Maret 2014 menjadi misteri terbesar pada sejarah penerbangan modern.
Pesawat Boeing 777 yang mana menyebabkan 239 penumpang dari Kuala Lumpur ke Beijing hilang dari radar tanpa jejak.
Sebelum menghilang, pesawat diketahui mematikan transponder serta menyimpang dari jalur penerbangan. Banyak teori muncul, mulai dari dekompresi hingga pembajakan, namun bukan ada bukti konklusif.
Sebagian ahli menduga pesawat ini sempat terbang dengan autopilot hingga kehabisan materi bakar dan juga jatuh dalam Samudra Hindia. Tragedi ini menyoroti pentingnya teknologi pelacakan real-time pada dunia penerbangan.
5. Iran Air Penerbangan 655 (1988)
Pada 3 Juli 1988, pesawat sipil Iran Air Penerbangan 655 ditembak jatuh oleh rudal yang mana dirilis kapal konflik AS, USS Vincennes. Pesawat Airbus A300 yang tersebut terbang dari Teheran ke Dubai ini berada di tempat jalur penerbangan normal ketika ditembak, lalu menewaskan seluruh 290 orang di area dalamnya.
Pihak Negeri Paman Sam mengklaim bahwa kapal konflik merek keliru di mengidentifikasi pesawat yang disebutkan sebagai pesawat tempur Iran. Meski kemudian pemerintah Negeri Paman Sam menyatakan penyesalan mendalam, insiden ini tetap saja menjadi salah satu tragedi paling kontroversial pada sejarah penerbangan.
6. American Airlines Penerbangan 191 (1979)
Pada 25 Mei 1979, American Airlines Penerbangan 191 mengalami kecelakaan fatal tak lama setelahnya lepas landas dari Bandara O'Hare, Chicago. Pesawat McDonnell Douglas DC-10-10 kehilangan salah satu mesinnya akibat kegagalan struktur ketika sedang menanjak.
Pesawat kehilangan daya angkat dan juga jatuh pada dekat area perumahan, menewaskan 271 orang di dalam pada pesawat juga dua orang di dalam darat.
Tragedi ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di area Amerika Serikat juga menyoroti pentingnya inspeksi ketat pada peralatan pesawat.
7. Swissair Penerbangan 111 (1998)
Pada 2 September 1998, Swissair Penerbangan 111 mengalami kebakaran di tempat pada pesawat McDonnell Douglas MD-11 yang dimaksud terbang dari New York ke Jenewa. Asap terdeteksi di area kokpit satu jam setelahnya lepas landas, dan juga pilot mencoba mengalihkan penerbangan ke Halifax, Kanada.
Namun, kebakaran menyebar dengan cepat, mematikan sistem penerbangan juga menyebabkan pesawat jatuh pada Samudra Atlantik, sekitar lima mil dari pantai Nova Scotia. Seluruh 229 orang dalam di pesawat tewas.
Penyelidikan menunjukkan bahwa kabel yang digunakan mudah terbakar menjadi pemicu kebakaran, menggerakkan inovasi besar di regulasi keselamatan penerbangan terkait material pesawat.
Ketujuh kecelakaan ini menjadi memori pahit bahwa keselamatan pada penerbangan harus selalu menjadi prioritas utama.
Dari kesalahan manusia, kegagalan teknis, hingga ancaman teror, tragedi-tragedi ini telah dilakukan memberikan pelajaran berharga yang mana menggerakkan peningkatan standar keselamatan dan juga teknologi di area bidang penerbangan dunia.