
LIgapedianews.com DKI Jakarta – Vietnam merupakan salah satu negara di dalam Asia Tenggara yang digunakan mempunyai sejarah panjang perjuangan kemerdekaan serta persatuan nasional. Terletak dalam kawasan yang digunakan dikenal sebagai salah satu pusat peradaban awal umat manusia, Vietnam telah dilakukan mengalami berbagai dinamika sosial, politik, dan juga militer sejak abad ke-7 sebelum Masehi hingga menjadi negara sosialis yang dimaksud bersatu seperti sekarang.
Awal peradaban juga lahirnya negara
Vietnam dikenal sebagai salah satu pusat pertanian basah tertua dalam dunia, khususnya pada budidaya padi sawah. Pada abad ke-7 SM, terbentuklah negara pertama bernama Van Lang, yang mana kemudian berprogres menjadi Au Lac. Masyarakatnya merancang peradaban progresif yang mana disebut Peradaban Sungai Merah, yang tersebut dikenal luas melalui peninggalan seperti gendang perunggu Dong Son.
Selama berabad-abad, rakyat Vietnam menunjukkan semangat perjuangan yang tersebut tak kenal menyerah pada menghadapi bencana alam maupun penjajahan asing. Dari abad ke-3 SM hingga abad ke-20, tercatat banyak kali perlawanan terhadap penjajah, teristimewa dari Tiongkok.
Abad keemasan dan juga keterpurukan feodalisme
Kemenangan dalam Sungai Bach Dang pada tahun 938 M menjadi titik balik bersejarah yang dimaksud menandai era kemerdekaan Vietnam. Sejak pada waktu itu, negara-negara feodal seperti Dinasti Ngo, Dinh, Le Awal, Ly, Tran, Ho, lalu Le So memerintah secara bergantian. Masa pemerintahan Dinasti Ly dan juga Tran disebut sebagai “Zaman Keemasan Dai Viet”, ketika Thang Long (sekarang Hanoi) ditetapkan sebagai ibu kota kemudian peradaban Vietnam tumbuh pesat pada bidang pendidikan, hukum, sastra, serta agama.
Namun, sejak abad ke-16, feodalisme dalam Vietnam mulai menunjukkan kemunduran. Perpecahan internal serta peperangan saudara menghambat kemajuan bangsa, di tempat pada waktu negara-negara Barat mulai bergerak ke arah kapitalisme lalu ekspansi kolonial.
Penjajahan Prancis lalu lahirnya aksi reformasi
Pada abad ke-19, Prancis mulai menguasai Vietnam melalui jalur misionaris juga perdagangan. Penjajahan ini mengakibatkan Vietnam ke di masa kelam selama hampir 100 tahun, menjadi koloni setengah feodal. Upaya reformasi dari para intelektual lokal tidaklah mendapat dukungan dari Dinasti Nguyen yang digunakan konservatif.
Berdirinya Partai Komunis Vietnam serta proklamasi kemerdekaan
Momentum pembaharuan datang pada 3 Februari 1930 dengan berdirinya Partai Komunis Vietnam yang dimaksud dipimpin oleh Ho Chi Minh. Puncaknya terjadi pada Agustus 1945, ketika rakyat Vietnam berhasil merebut kekuasaan dari tangan penjajah Jepang. Pada 2 September 1945, Republik Demokratik Vietnam diproklamasikan oleh Ho Chi Minh pada Hanoi.
Namun kemerdekaan ini belum mengakibatkan perdamaian penuh. Vietnam kembali menghadapi penjajahan Prancis hingga akhirnya meraih kemenangan gemilang pada Dien Bien Phu pada tahun 1954. Perjanjian Geneva yang tersebut menyusul kemenangan yang disebutkan membagi Vietnam menjadi dua wilayah, yaitu Vietnam Utara serta Vietnam Selatan, dengan harapan akan bersatu kembali melalui pilpres dua tahun kemudian.
Perang Vietnam kemudian jalan menuju penyatuan
Pemilu yang mana dijanjikan tak pernah terlaksana. Pemerintahan Vietnam Selatan yang tersebut didukung oleh Amerika Serikat menolak bersatu dengan Vietnam Utara. Akibatnya, konflik bersenjata kembali pecah. Antara tahun 1954 hingga 1975, konflik berkecamuk dengan keterlibatan besar-besaran militer Amerika.
Meskipun Pasukan Komunis Vietnam menghadapi kekuatan militer yang digunakan lebih banyak unggul secara teknologi serta jumlah, semangat perjuangan rakyat tetap memperlihatkan berkobar. Dengan prinsip bahwa “tidak ada yang digunakan lebih besar berharga daripada kemerdekaan kemudian kebebasan”, Vietnam akhirnya berhasil mencapai titik akhir konflik.
Pada 1973, Perjanjian Paris ditandatangani untuk menghentikan konflik juga memulangkan pasukan Amerika Serikat. Namun, pertempuran antara Vietnam Utara lalu Selatan masih berlanjut akibat perjanjian yang disebutkan tidak ada mampu mengurangi bentrokan di tempat lapangan.
Kemenangan akhir lalu persatuan nasional
Pada Maret 1975, Vietnam Selatan mengalami kegagalan militer besar-besaran. Hanya pada waktu singkat, pasukan Vietnam Utara berhasil mengepung Saigon. Pada 30 April 1975, Saigon jatuh ke tangan pasukan komunis. Pemerintahan Vietnam Selatan runtuh, juga para pemimpin politiknya melarikan diri ke luar negeri.
Setahun kemudian, tepatnya pada 2 Juli 1976, Vietnam resmi bersatu kembali sebagai Republik Sosialis Vietnam, dengan Hanoi sebagai ibu kota kemudian Saigon diubah namanya menjadi Ho Chi Minh City. Penyatuan ini menandai berakhirnya Vietnam Selatan sebagai entitas urusan politik yang tersebut terpisah, sekaligus menghentikan lembaran panjang Perang Vietnam yang mana tragis.
Era baru: Rekonstruksi serta reformasi ekonomi
Pasca perang, Vietnam menghadapi tantangan besar di perkembangan kembali negara. Krisis ekonomi lalu berbagai hambatan internal memperlambat kemajuan. Namun, pada tahun 1986, melalui Kongres ke-6 Partai Komunis Vietnam, diresmikan kebijakan Doi Moi atau reformasi ekonomi.
Doi Moi membuka jalan bagi perkembangan ekonomi Vietnam yang signifikan. Negara ini berubah dari importir pangan menjadi salah satu eksportir beras terbesar dalam dunia. Vietnam juga berhasil meningkatkan kekuatan sistem hukum, memperluas hubungan internasional, dan juga meningkatkan taraf hidup rakyatnya.
Patriotisme, semangat pantang menyerah, persatuan, kerja keras, dan juga kecintaan pada keadilan menjadi pilar utama pada pembentukan jati diri bangsa Vietnam. Sejarah panjang perjuangan mereka mencerminkan kekuatan nilai-nilai budaya yang kuat, yang dimaksud menjadi fondasi pada pembangunan negara menuju publik yang adil, makmur, dan juga demokratis.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan di area situs web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.