otomotif

Pembaruan pemakaian kereta barang dapat jadi opsi kurangi truk ODOL

https://ligapedianews.com/ Ibukota (ANTARA) – Pengembangan pengaplikasian kereta api sebagai sarana angkutan barang merupakan opsi yang mana layak diterapkan di upaya untuk menurunkan pengoperasian truk dengan dimensi juga muatan melampaui ketentuan (Over Dimension and Over Loading/ODOL) menurut pakar otomotif.

"Jelas pengalihan sebagian angkutan barang dari truk ke kereta api sangat memungkinkan, tinggal mau atau tidaknya saja," kata pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan bahwa pada pengangkutan barang jarak sangat jauh kereta api barang punya sejumlah keunggulan kompetitif, termasuk di hal kecepatan, keamanan, ketepatan waktu, kapasitas besar, serta meminimalkan praktik pungutan liar alias pungli.

"Kelebihan ini menjadikannya alternatif yang digunakan layak untuk menghurangi ketergantungan pada truk," kata Yannes.

Baca juga: KAI angkut total 21,6 jt ton barang hingga April 2025

Yannes mengatakan bahwa terminal khusus kereta api untuk angkutan barang perlu dibenahi untuk menyokong penerapan sistem logistik yang tersebut terintegrasi.

"Perlu pembenahan terminal khusus kereta api untuk angkutan barang, sehingga truk belaka untuk mengangkut barang dalam di provinsi untuk menjangkau area terpencil dan juga yang dimaksud belum ada biosfer rel keretanya saja," katanya.

Dia mengemukakan bahwa pengalihan sebagian besar beban pengangkutan ke kereta api tentunya tidaklah bisa jadi dijalankan secara instan, sebab pelaksanaannya membutuhkan infrastruktur serta regulasi pendukung serta kolaborasi lintas kementerian lalu pemangku kepentingan.

Namun demikian, upaya yang dimaksud diyakini dapat secara signifikan mengempiskan kehancuran infrastruktur serta risiko kecelakaan lalu lintas akibat pengoperasian truk ODOL serta meningkatkan efisiensi sistem logistik nasional.

Baca juga: Pemerintah disarankan mencontoh negara forward pada mengatasi truk ODOL

Yannes mengemukakan bahwa negara forward seperti Jepang, Amerika Serikat, juga negara-negara Eropa sudah ada mengoptimalkan pemanfaatan kereta api pada sistem transportasi logistik.

Selain itu, menurut dia, negara-negara tersebut menerapkan sistem terintegrasi dengan dukungan teknologi guna mengawasi lalu lintas kendaraan pengangkut barang juga mengenakan sanksi terhadap pelanggaran aturan pengangkutan barang.

"Jepang mengatur muatan maksimum berdasarkan jenis jalan, seperti jalan nasional dan juga lokal, dia juga mewajibkan tracking system (sistem pemantauan) untuk truk barang," ia mencontohkan.

Baca juga: Layanan kereta barang China-Eropa capai 110.000 perjalanan

Baca juga: Pustral UGM sebut Zero ODOL tak ganggu distribusi logistik nasional

Related Articles