
Ligapedia.news IFC sudah pernah menjadi mitra penting bagi Indonesia di menggalang program pembangunan nasional
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kolaborasi antara International Finance Corporation (IFC) dengan badan perniagaan milik negara (BUMN) RI untuk pembiayaan infrastruktur.
Usulan itu ia ungkapkan ketika konferensi bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop yang dimaksud mengeksplorasi penguatan kerja mirip strategis antara Indonesia serta IFC.
"Saya juga menyokong kolaborasi IFC dengan BUMN special mission vehicle sebagai upaya untuk menghadirkan pembiayaan inovatif bagi perkembangan infrastruktur, khususnya yang melibatkan pemerintah daerah," kata Sri Mulyani, disitir dari akun Instagram @smindrawati di tempat Jakarta, Senin.
Menurutnya, IFC sudah menjadi mitra penting bagi Indonesia di mengupayakan jadwal pengerjaan nasional.
Sri Mulyani mengapresiasi komitmen IFC untuk terus menguatkan dukungannya terhadap inisiatif penyelenggaraan di area Indonesia, khususnya pada sektor-sektor yang dimaksud menjadi prioritas nasional.
Salah satu inisiatif yang tersebut menjadi perhatian IFC adalah dukungan agrikultur kemudian sanitasi air. Menkeu menyambut baik perhatian ini oleh sebab itu sejalan dengan kegiatan prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Sri Mulyani menggali prospek kerja sejenis pembiayaan antara Bank Bumi dengan BUMN juga Danantara.
Peluang itu ia diskusikan ketika bertemu dengan Chief Financial Officer World Bank Anshula Kant dan juga Treasurer World Bank Jorge Familiar, yang mana dia mendalami berbagai kesempatan pemanfaatan instrumen pembiayaan yang dimaksud tambahan inovatif, termasuk bagaimana menggalakkan keterlibatan sektor privat secara lebih lanjut luas di pembiayaan proyek-proyek strategis.
Sri Mulyani menyampaikan bagaimana skema pembiayaan ini dapat dimanfaatkan di proyek konstruksi yang tersebut berdampak nyata bagi rakyat seperti transportasi publik, pengelolaan sampah, kemudian manajemen air bersih.
Tentunya, kata dia, pembiayaan itu tetap saja memperhatikan aspek prudent lalu mitigasi risiko di pengelolaan pembiayaan.
"Bertemu dengan Anshula Kant kemudian Jorge Familiar menjadi kesempatan yang dimaksud baik untuk menguatkan kemitraan strategis Indonesia dengan Bank Dunia," tutur dia.