
Ligapedia.news DKI Jakarta (ANTARA) – Seiring meningkatnya pengaplikasian kendaraan listrik pada Indonesia, keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menjadi semakin krusial untuk masyarakat.
Dengan 800 unit SPKLU yang digunakan sudah pernah disediakan oleh pemerintah melalui PT PLN (Persero) pada tahun 2025, infrastruktur ini bertujuan untuk membantu kemudahan para pemilik kendaraan listrik di mengisi daya elemen penyimpan daya kendaraan mereka.
Baca juga: Daftar 53 SPKLU di area rest area tol Trans jawa untuk mudik Lebaran 2025
Apa itu SPKLU?
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) adalah infrastruktur umum yang menyediakan layanan pengisian daya untuk kendaraan listrik, seperti mobil lalu sepeda gowes motor listrik.
Fungsi utama SPKLU mirip dengan stasiun pengisian komponen bakar konvensional, namun yang mana disalurkan adalah energi listrik untuk mengisi ulang akumulator kendaraan.
Keberadaan SPKLU memverifikasi pengemudi kendaraan listrik dapat mengisi daya kendaraannya dengan mudah dan juga efisien, khususnya ketika berada di tempat luar rumah atau di perjalanan jarak jauh.
SPKLU dilengkapi dengan berbagai jenis soket colokan yang sesuai dengan permintaan kendaraan listrik yang digunakan ada. Di Indonesia, terdapat tiga tipe soket colokan listrik, yakni AC Charging, DC Charging CHAdeMo, lalu DC Charging Combo tipe CCS2.
Pengisian daya di dalam SPKLU biasanya memakan waktu antara 30 hingga 90 menit. Lama pengisian daya dapat berbeda-beda, tergantung pada kapasitas baterai, teknologi SPKLU, juga jenis kendaraan listrik yang tersebut digunakan.
Biaya pengisian daya di dalam SPKLU dikenakan tarif maksimal Rp2.467/kWh. Namun, untuk layanan fast charging kemudian ultra fast charging, berlaku biaya tambahan sebesar Rp25.000 per pengisian untuk fast charging juga Rp57.000 per pengisian untuk ultra fast charging.
Baca juga: PLN siapkan 1.000 unit SPKLU di dalam jalur Trans Jawa-Sumatera jelang mudik
Tipe teknologi SPKLU
SPKLU menggunakan beberapa tipe teknologi pengisian yang berbeda, tergantung pada keperluan juga kemampuan daya. Berikut adalah tipe-tipe teknologi yang digunakan tersedia.
- Medium Charging: Teknologi ini memakai arus bolak-balik (AC) juga miliki daya keluaran sekitar 7-22 kilowatt. Waktu yang dimaksud dibutuhkan di pengisian sekitar 6-8 jam hingga daya penuh.
- Fast Charging: Teknologi ini menggunakan arus searah (DC). Memungkinkan pengisian daya dengan keluaran lebih besar dari 22-50 kilowatt. Dengan teknologi ini, lama pengisian dapat lebih lanjut cepat sekitar 30-60 menit.
- Ultra Fast Charging: Teknologi ini miliki daya keluaran lebih besar dari 50 kilowatt dan juga arus daya searah (DC). Pengisian daya menggunakan teknologi ini dapat lebih tinggi cepat dibandingkan fast charging yakni sekitar 15-30 menit.
Baca juga: Sebaran lokasi SPKLU di dalam Trans Sumatera untuk mudik 2025
Tata cara pemakaian SPKLU
Selain telah banyak tersebar di tempat berbagai titik wilayah, penyelenggaraan SPKLU pun cukup mudah kemudian praktis. Umumnya, pengemudi dapat mengisi daya secara mandiri dalam SPKLU, tetapi pada beberapa lokasi juga tersedia petugas yang melayani.
- Download perangkat lunak Charge.IN melalui Apps Store atau Play Store. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan registrasi dan juga mengisi keseimbangan elektronik.
- Setelah mengunduh aplikasi, pengguna harus mendaftar kemudian mengisi nilai elektronik untuk melakukan pembayaran.
- Selesai mendaftar serta bayar, perangkat lunak akan menampilkan lokasi SPKLU terdekat sesuai sikap pengemudi dan juga pilih lokasi.
- Setelah tiba pada SPKLU, pengemudi dapat menyambungkan gun charger ke port pengisian kendaraan.
- Kemudian mengungkap program Charge.IN, pilih menu “Charging”, pindai barcode pada konektor charger, serta pilih jumlah total kWh yang dimaksud ingin diisi. Lalu, konfirmasi pengisian.
- Tunggu hingga proses pengisian selesai. Proses ditandai dengan indikator pada konektor pengisian yang mana menyala.
Itulah penjelasan tentang SPKLU, tipe teknologi yang digunakan digunakan, kemudian cara pemakaiannya. Keberadaan SPKLU ini bukan semata-mata memudahkan pengisian daya listrik kendaraan, tetapi juga membantu transisi menuju energi ramah lingkungan.
Baca juga: Tips mudik aman dengan mobil listrik untuk Idul Fitri 2025
Baca juga: Kiat aman menggunakan kendaraan listrik ketika mudik lebaran