otomotif

JLR kena serangan siber, aktivitas produksi lalu perdagangan kena imbas

https://ligapedianews.com/ Ibukota (ANTARA) – Perusahaan otomotif jika inggris Jaguar Land Rover (JLR) mengaku terkena serangan siber yang digunakan menyebabkan adanya gangguan parah pada aktivitas ritel kemudian produksi.

Cybernews melaporkan bahwa JLR pada waktu ini sedang mencoba untuk memulai kembali perangkat lunak globalnya, dengan cara yang digunakan terkendali. Bahkan, JLR telah lama menyatakan bahwa tiada adanya data pelanggan yang tersebut berhasil dicuri oleh kelompok peretas tersebut.

Menurutnya, kesulitan yang dimaksud disebabkan oleh kelompok peretas ternama seperti Scattered Spider, kelompok ransomware yang paling dikenal. Tim ini juga pernah berhasil meretas jaringan ritel Marks & Spencer dalam Inggris pada April lalu.

Sementara untuk dua lainnya adalah LAPSUS$, serta Shiny Hunters. Grup scattered LAPSUS$ hunters yang mana baru berganti nama ini, dikabarkan sudah pernah menyebabkan kekacauan di tempat lebih besar dari 700 organisasi di area seluruh dunia pada musim panas tahun ini.

Sedangkan untuk kelompok peretas ketiga, yakni UNC6240 (sebutan untuk Shiny Hunters) pada Juni lalu juga menyatakan kemudian bertanggung jawab berhadapan dengan kumpulan serangan “Salesforce” baru-baru ini, yang telah dilakukan mempengaruhi raksasa keamanan siber seperti Palo Alto Networks, Cloudflare kemudian juga Zscaler.

Baca juga: Urgensi backup data untuk perusahaan terhindar dari serangan siber

Meski demikian, serangan yang tersebut dialami oleh JLR belum dapat sepenuhnya dipastikan. Perusahaan yang disebutkan masih belum membuka secara detil serangan yang tersebut diterimanya hingga pada waktu ini.

"Serangan yang disebutkan menunjukkan kerapuhan lingkungan manufaktur modern, di area mana sistem yang digunakan terintegrasi erat membantu segala hal mulai dari output pabrik hingga logistik ritel,” kata Chief Threat Intelligence Officer SecurityScorecard, Ryan Sherstobitof.

Hingga pada waktu ini dapat dipastikan, serangan yang disebutkan menimbulkan kelumpuhan di sistem pendaftaran mobil baru atau pendataan pemasok suku cadang, termasuk penutupan di dalam pabrik Solihull.

Dengan begitu, sekitar 33.000 staf pabrik di tempat Solihull yang mana merupakan operator pemberi kerja otomotif terbesar pada Inggris, dipastikan akan tinggal di tempat ruah sampai dengan Selasa (9/9) waktu setempat.

Baca juga: Ensign: Bagian sektor perhotelan lalu kuliner jadi target baru serangan siber

Baca juga: Lima jt lebih tinggi pelanggan terdampak serangan siber maskapai Qantas

Related Articles