
ligapedianews.com Bandarlampung – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan bahwa ada empat desa di area Provinsi Lampung yang akan menjadi percontohan Inisiatif Desaku Maju.
"Hari ini kami berada dalam melakukan intervensi berbagai acara provinsi ke desa-desa, gunanya untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi serta sumber daya manusia pada desa melalui Inisiatif Desaku Maju," ujar Rahmat Mirzani Djausal ketika meresmikan Desa Wonomarto pada percontohan acara Desa Maju Lampung Utara, pada waktu dipantau pada Bandarlampung, Selasa.
Ia mengungkapkan di pelaksanaan Rencana Desaku Maju, ada empat desa percontohan yang digunakan nantinya akan di area replikasi juga menjadi mentor bagi desa lain pada meningkatkan pendapatan desa.
"Empat desa ini akan jadi desa percontohan yang mana akan di area replikasi untuk semua desa di dalam Lampung, agar desa meningkat secara masif. Kami berharap empat desa ini akan melatih desa-desa lainnya kemudian ini dibungkus melalui Inisiatif Desaku Maju, semua telah difasilitasi dengan sarana serta teknologi yang digunakan baik," katanya.
Dia menjelaskan di pelaksanaan Rencana Desaku Maju, desa dibekali satu mesin pengering komoditas, sarana pembuatan pupuk organik cair, pelatihan vokasi bagi publik desa, penguatan peran BUMDes, juga melakukan perbaikan infrastruktur jalan desa.
"Empat desa ini ada di area Desa Wonomarto Kota Lampung Utara, Desa Taman Sari Daerah Lampung Timur, Desa Sukadamai Wilayah Lampung Selatan, lalu Desa Tambahrejo Wilayah Pringsewu," ucap dia.
Ia menggambarkan melalui Rencana Desaku Maju salah satunya di area Desa Wonomarto Wilayah Lampung Utara, dengan peran semua pihak yang digunakan mengambil bagian juga merancang kemajuan desa. APBD Provinsi Lampung yang mana masuk ke desa hanya sekali Rp2 miliar.
"APBD yang mana masuk ke desa ini hanya saja Rp2 miliar, dimana Rp1 miliar untuk perbaikan infrastruktur jalan, Rp400 jt untuk mesin pengering komoditas. Dan sisanya untuk pelatihan vokasi masyarakat, penguatan BUMDes, pembuatan pupuk organik cair," tambahnya.
Menurut dia, dari sistem pelayanan rakyat hingga pendataan desa telah berbasis elektronik dan juga semua birokrasi desa telah melalui sistem pemerintahan berbasis elektronik.
"Dengan adanya intervensi ini pendapatan desa contohnya dari pengelolaan panen jagung sekadar sudah ada mencapai Rp5 miliar, lantaran ada perbaikan infrastruktur jalan yang sebelumnya biaya transportasi angkut Rp70 per kilogram menjadi Rp30 per kilogram dikarenakan mobil ukuran 5 ton telah sanggup masuk," ujar dia.
Ia menyatakan dengan adanya hal tersebut, maka ada perniagaan dengan lalu peran berbagai pihak untuk meningkatkan pendapatan di dalam desa.
"Melalui integrasi acara di dalam desa kami ingin memperlihatkan secara nyata khasiat kegiatan pemerintah untuk masyarakat, kemungkinan besar pada satu hingga dua bulan akan ada peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini akan terus dilaksanakan ke berbagai desa selama lima tahun ini," katanya.