berita terbaru

FPCI satukan warga sipil, perkuat visi people-centered ASEAN

LIgapedianews.com DKI Jakarta – Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) berupaya untuk menggalang juga mewujudkan visi people-centered ASEAN atau komunitas yang mana berpusat pada rakyat dengan menyatukan warga sipil melalui acara ASEAN for the Peoples Conference (AFPC).

Ketua sekaligus pendiri FPCI, Dino Patti Djalal, di wawancara khusus dengan ANTARA di area Jakarta, Selasa, menyampaikan bahwa visi people-centered menunjukkan bahwa tiada cukup belaka dibangun dalam level pemimpin saja. Hubungan antar publik sipil juga harus diperkuat dengan memulai pembangunan hubungan yang erat juga saling percaya.

“Tujuan dari AFPC ini untuk menghubungkan warga sipil lalu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dari seluruh negara ASEAN di sebuah forum besar, pada mana merek sanggup berdiskusi serta menampilkan apa yang digunakan dia kerjakan agar dapat dilihat oleh publik,” kata Dino.

Dino yang mana juga mantan delegasi menteri luar negeri itu, menuturkan bahwa ASEAN sebagai perhimpunan bangsa-bangsa sudah ada berjalan dengan baik di dalam antara para pemimpin, menteri, serta pejabat. Namun, rakyat ASEAN dan juga penduduk sipilnya belum terhubung dengan baik.

Oleh oleh sebab itu itu, AFPC yang dimaksud akan diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 6-7 September, diharapkan dapat menjadi sebuah wadah yang menghubungkan rakyat ASEAN secara bermakna lalu autentik, dengan pendekatan bottom-up atau kebijakan yang dimulai dari masyarakat.

“Sekitar 10 tahun yang digunakan lalu, ASEAN memutuskan bahwa tak cukup belaka solid dalam tingkat melawan saja. Di tingkat bawah, publik juga harus kuat kemudian terhubung. Rakyat harus saling terhubung dan juga mempunyai kepercayaan satu serupa lain. Itulah gagasan dari komunitas yang mana berpusat pada rakyat,” ujar Dino.

Lebih lanjut Dino menyoroti peranan ASEAN belum dikenal dengan cukup baik di dalam kalangan akar rumput. Sebagian warga di tempat Asia Tenggara, belum sepenuhnya mengadopsi identitas ASEAN, bagaimana pengaruh juga faedah komunitas ASEAN, hingga rupa dari lambang ASEAN.

“Jadi menurut saya, publik perlu memahami bahwa organisasi regional yang mana paling penting bagi merekan — dan juga yang paling berdampak pada stabilitas, keamanan, juga kesejahteraan masa depan dia — adalah ASEAN,” ucapnya.

AFPC yang tersebut ditargetkan akan dihadiri oleh 10-20 LSM, akan mengidentifikasi sekitar 15 hingga 18 isu yang dimaksud menurut FPCI — sebuah organisasi kebijakan luar negeri yang dimaksud independen dan juga non-politik — relevan bagi rakyat ASEAN manapun.

Sejumlah isu yang disebutkan adalah pendidikan, teknologi dan juga kecerdasan buatan, iklim, tanggung jawab, keberlanjutan. Lalu, isu tentang toleransi beragama, ketahanan pangan, anti-korupsi, hingga tata kelola pangan, pemuda, seni serta budaya.

Di samping pertemuan diskusi panel, AFPC juga akan menghadirkan pertemuan dialog antara pemimpin ASEAN dan juga kelompok warga sipil, diskusi meja bundar, pameran, hingga pemutaran film.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di tempat situs web ini tanpa izin tertoreh dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles