
Ligapedianews.com DKI Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berencana menambahkan modal untuk unit bisnis syariah (UUS), yakni BTN Syariah, melalui aksi right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sekitar Rp1 triliun pada September 2025.
“Right issue sebelum Oktober (saat spin-off UUS), dalam September. Ini adalah kan penyertaan, ya, tidak BTN yang dimaksud right issue, BTN invest. Dan sudah ada disetujui juga kan, tinggal prosesnya saja,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di dalam Jakarta, Kamis.
Nixon mengatakan, right issue ini diadakan sebagai bagian dari penguatan modal BTN Syariah agar memenuhi ketentuan sebagai bank KBMI (Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti) II dengan modal minimal yang mana dipersyaratkan regulator yakni Rp6 triliun.
Di samping itu, sebagai upaya peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR) agar mampu mencapai sekitar 18-19 persen sehingga hampir setara dengan induknya pada waktu ini. Dengan begitu, BTN Syariah yang mana nantinya akan menjadi bank umum syariah (BUS) bisa saja dengan segera menyelenggarakan ekspansi bisnis.
Nixon menjelaskan, BTN Syariah mempunyai modal awal sekitar Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun. Selanjutnya, terdapat tambahan sekitar Rp1,5 triliun, hasil dari proses pengambilalihan saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang telah lama dilangsungkan pada Kamis (5/6).
Adapun perolehan saham BVIS Rp1,5 triliun ditransaksikan secara clean base, yakni semata-mata menggunakan Surat Berharga Negara (SBN) dan juga ekuitas, tanpa melibatkan aset kredit juga dana pihak ketiga (DPK), guna meminimalkan risiko.
Aksi korporasi ini diwujudkan pada penandatanganan akta jual beli juga pengambilalihan saham BVIS antara BTN dengan PT Victoria Investama Tbk serta PT Bank Victoria International Tbk di tempat Menara BTN, Jakarta, Kamis (5/6).
“Jadi ada Rp1,5 triliun, ditambah Rp3,5-4 triliun. Kalau digabung sudah ada ada Rp5 triliunan. Satu lagi, kita akan tambahkan dana right issue-nya itu. Nanti kurang lebih tinggi Rp1 triliun lagi. Jadi total Rp6 triliun,” ujar Nixon.