berita terbaru

BNI raih laba bersih Rp5,4 triliun pada kuartal pertama 2025

Ligapedia.news DKI Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencetak laba bersih yang tersebut meningkat menjadi Rp5,4 triliun juga pendapatan operasional naik 2,8 persen menjadi Rp15,25 triliun pada periode kuartal pertama 2025.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mana solid dibarengi dengan peningkatan perusahaan yang digunakan prudent, di dalam sedang dinamika lalu tantangan ketidakpastian global.

"Pencapaian kinerja keuangan BNI pada kuartal I-2025 mencerminkan peningkatan kredit yang mana sehat dan juga keberhasilan dari perubahan digital yang tersebut turut mengupayakan peningkatan tabungan,” kata Paolo pada keterangannya pada Jakarta, Senin.

Dari sisi intermediasi, pertumbuhan kredit BNI meningkat sebesar 10,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp765,47 triliun per Maret 2025, didorong oleh segmen korporasi yang tersebut bertambah 16 persen yoy menjadi Rp433,4 triliun.

Dalam segmen korporasi, pembiayaan ke sektor swasta serta institusi naik 17 persen menjadi Rp317,1 triliun, sementara kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 13,3 persen menjadi Rp116,3 triliun.

Sementara segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua pasca korporasi dengan pertumbuhan sebesar 13 persen yoy menjadi Rp144,9 triliun. Pertumbuhan tertinggi berasal dari personal loan yang mana meningkat 13,7 persen dan juga kredit pemilikan rumah (KPR) meningkat 12,5 persen yoy.

Pada kredit segmen menengah, pertumbuhan kreditnya ditopang dari kredit komersial yang tersebut meningkat 2,6 persen yoy. Sedangkan pada segmen kecil tercatat perkembangan pembiayaan non-Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6,1 persen yoy.

Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi segmen korporasi sebanyak 56,6 persen dari total pembiayaan, disusul oleh segmen konsumer 18,9 persen, kredit ke segmen menengah lalu kecil masing- masing 12,6 persen lalu 9,6 persen. Sedangkan sumbangan pembiayaan dari anak bidang usaha meningkat dari 1,6 persen menjadi 2,2 persen.

Perseroan menyampaikan, perkembangan kredit BNI secara konsolidasi pada kuartal I 2025 telah terjadi sesuai dengan target yang mana ditetapkan sepanjang tahun ini.

Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) terjaga di area level 2 persen lalu loan at risk (LAR) turun menjadi 10,9 persen dari 13,3 persen pada kuartal I 2024.

Perbaikan kualitas ini juga memunculkan penghematan beban pencadangan yang dimaksud dibentuk atau credit cost dari 1 persen menjadi 0,9 persen, sejalan dengan target aspirasi BNI tahun ini.

Dari sisi pendanaan, BNI mencatat perkembangan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5 persen yoy menjadi Rp819,6 triliun dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari penghimpunan dana terjangkau (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 6,3 persen.

Produk tabungan yang digunakan meningkat solid sebesar 10,2 persen menjadi Rp257,8 triliun, sedangkan giro bertambah 3,4 persen menjadi Rp320 triliun.

Paolo mengatakan, digitalisasi melalui perangkat lunak wondr by BNI serta BNIdirect telah terjadi berkontribusi terhadap peningkatan CASA sehingga rasio dana diskon meningkat menjadi 70,5 persen terhadap total DPK atau tertinggi dari empat kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan yang berkualitas dari sisi kredit juga DPK pun mampu menyokong kenaikan net interest income (NII) di dalam BNI sebesar 4,7 persen yoy menjadi Rp9,8 triliun.

Adapun program wondr by BNI turut mencatatkan kinerja positif hingga Maret 2025 dengan jumlah agregat pengguna mencapai 6,8 jt pengguna. Jumlah kegiatan tercatat sebanyak 218 jt proses dengan nilai Rp212 triliun sejak pertama kali diperkenalkan pada 5 Juli 2024.

Sementara pada segmen wholesale, BNIdirect mencatat perkembangan nilai kegiatan sebesar 33,2 persen yoy atau sebesar Rp2.374 triliun, dengan peningkatan jumlah total operasi sebanyak 16,4 persen yoy menjadi 337 jt transaksi.

Dari sisi keberlanjutan, BNI mencatat total sustainable portfolio atau pembiayaan untuk sektor kegiatan bisnis yang memenuhi Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai aturan OJK sebesar Rp182,4 triliun atau 24,3 persen dari total portfolio kredit BNI.

Dari total tersebut, sebanyak Rp110,2 triliun disalurkan untuk kegiatan pembiayaan lalu pemberdayaan Usaha Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) serta Rp72,2 triliun sebagai green loan.

Related Articles