K-Pop

BI terus longgarkan likuiditas secara bertahap untuk dorong kredit

Ligapedianews.com Ibukota Indonesia – Bank Indonesia (BI) terus melonggarkan likuiditas secara bertahap kemudian terukur, salah satunya melalui penurunan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), untuk mempercepat transmisi suku bunga juga mengupayakan kredit perbankan.

Hingga 14 Juli 2025, total tempat SRBI tercatat sebesar Rp782,62 triliun, merosot dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025. Artinya, BI telah dilakukan menurunkan SRBI sebesar Rp140,91 triliun hingga pertengahan Juli.

“Terkait dengan prospek penurunan SRBI, penyesuaian perlu diadakan secara bertahap sebab jumlahnya besar. Dari awalnya Rp923 triliun, sekarang posisinya sekitar Rp770 triliun,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter juga Aset Sekuritas (DPMA) BI Erwin Gunawan Hutapea pada Taklimat Dunia Pers di tempat Jakarta, Kamis.

Erwin menjelaskan bahwa langkah yang dimaksud merupakan bagian dari upaya menguatkan stance ekspansi likuiditas seiring dengan penurunan suku bunga. Penyesuaian tempat SRBI dijalankan secara bertahap dengan tetap saja mempertimbangkan dinamika pasar.

Dalam pelaksanaannya, BI juga mengupayakan agar likuiditas yang dimaksud semula terkunci dalam SRBI tenor panjang yaitu 6, 9, juga 12 bulan, dapat dialihkan ke tenor yang tersebut tambahan pendek. Dengan demikian, ketika perbankan meninjau adanya permintaan kredit yang dimaksud sesuai dengan profil risiko kemudian minat mereka, likuiditas tersedia kemudian penyaluran kredit bisa jadi segera dilakukan.

“Pastinya dari waktu ke waktu, kami akan terus melakukan pemantauan terkait dengan bagaimana dari respon dalam bursa uang serta dampak terkait dengan penyesuaian yang akan kita lakukan,” kata Erwin.

Selain SRBI, bank sentral juga menguatkan ekspansi likuiditas melalui beberapa orang instrumen pelengkap. Sejak awal tahun hingga 15 Juli 2025, BI tercatat telah terjadi membeli Surat Berharga Negara (SBN) melalui lingkungan ekonomi sekunder sebesar Rp102,58 triliun. Langkah ini menambah likuiditas di dalam pasar.

“Selain dari operasi (untuk menjaga nilai tukar), SBN tentu adalah bagian dari upaya kita untuk menjaga kecukupan likuiditas. Karena ketika BI melakukan pembelian SBN di dalam lingkungan ekonomi sekunder, tentu likuiditas yang digunakan ada di tempat sistem itu bertambah,” kata Erwin.

Untuk menggalang ekspansi likuiditas, BI juga membuka akses repo serta lelang swap valas, sehingga bank yang tidak ada mempunyai SBN memadai tetap memperlihatkan dapat memperoleh likuiditas rupiah melalui penukaran dolar Negeri Paman Sam yang mana merek miliki.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2025, bank sentral sudah pernah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 bps sehingga berada pada level 5,25 persen. Maka sejak awal tahun ini, BI telah lama memangkas BI-Rate sebanyak tiga kali dengan total 75 bps.

Penurunan BI-Rate mulai tersalurkan dalam lingkungan ekonomi uang, tercermin dari turunnya suku bunga INDONIA dan juga imbal hasil SRBI tenor 6, 9, juga 12 bulan. Namun, suku bunga kredit perbankan tercatat masih tinggi yaitu 9,16 persen pada Juni 2025, tidak ada sangat jauh berbeda dari 9,18 persen pada Mei 2025.

Pada Juni 2025, kredit perbankan meningkat sebesar 7,77 persen year on year (yoy) atau merosot dibandingkan dengan perkembangan Mei 2025 sebesar 8,43 persen (yoy).

Dari sisi penawaran, BI menilai bank masih berhati-hati menyalurkan kredit walau dana pihak ketiga (DPK) berkembang 6,96 persen (yoy) pada Juni 2025. Akibatnya, bank lebih tinggi memilih menempatkan dana pada surat berharga serta memperketat standar kredit.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan di area situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles