
Ligapedia.com JAKARTA – Delapan tahun lalu pada waktu acara F8, Facebook mengumumkan bahwa merek sedang mengembangkan perangkat yang dimaksud dapat mengetik dengan membaca gelombang otak manusia.
Aplikasi ini dikembangkan untuk pasien ALS seperti mendiang Dr. Stephen Hawkings agar dapat mengomunikasikan tanpa harus menggunakan papan ketik fisik.
Setelah delapan tahun, Meta akhirnya berhasil mengembangkan “mesin pembaca pikiran” dengan akurasi hingga 81%.
Perangkat ini, yang tersebut dikembangkan oleh Meta Fundamental Artificial Intelligence Research (FAIR), hanya saja membaca gelombang otak tanpa implan yang tersebut ditempatkan dengan segera dalam otak seperti yang mana dijalankan oleh Neuralink dan juga Facebook Reality Labs empat tahun lalu.
Gelombang otak dibaca menggunakan mesin Magnetoencephalography (MEG), kemudian data kemudian diproses oleh kecerdasan buatan (AI) Brain2Qwerty secara real time.
MEG menangkap aktivitas otak pada kecepatan 1.000 bingkai per detik.
Dalam percobaan yang dimaksud dilaksanakan di tempat Pusat Kognisi, Otak, juga Bahasa Basque, Spanyol otak 35 volunteer dipindai menggunakan mesin MEG ketika mereka itu mengetik.
Kecerdasan buatan dapat mendeteksi apa yang digunakan sedang diketik hanya sekali dengan membaca aktivitas gelombang otak.
Meski mesin lalu sistem pengetikan hanya saja dengan berpikir telah berhasil diproduksi, namun belum siap digunakan oleh rakyat akibat mesin MEG merupakan alat medis yang mana harganya mencapai jutaan ringgit.