K-Pop

Liburan ke Jepun Bakal Makin Mahal, Biaya-Biaya Hal ini Naik

Jakarta, CNBC Indonesia – Negeri Matahari Terbit bermetamorfosis menjadi salah satu destinasi favorit warga Tanah Air untuk liburan. Selain keindahan alam lalu budayanya, Negeri Sakura juga menawarkan kekayaan kuliner yang dimaksud disukai sejumlah kalangan. 

Namun, liburan ke Korea diperkirakan akan makin mahal, sebab Negeri Sakura berencana meningkatkan biaya visa kemudian pajak untuk warga asing. 

Warga Indonesi sendiri masih membutuhkan visa untuk masuk ke Jepang, kecuali untuk pemilik visa elektronik yang dimaksud sudah ada tambahan dulu mengajukan visa waiver

Mengutip Tokyo Weekender, sejak tahun 1978, biaya visa sekali masuk ke Negeri Matahari Terbit berkisar sekitar ¥3.000 (Rp326.000) juga ¥6.000 (Rp652.000) untuk visa multiple entry. Biaya ini jarak jauh lebih tinggi rendah dibandingkan dengan biaya yang mana dikenakan negara-negara lain pada G7 dan juga Organisasi untuk Kerja Sama kemudian Pembangunan Perekonomian (OECD). Dengan mempertimbangkan hal ini, pemerintah Negeri Matahari Terbit berencana untuk meningkatkan biaya permohonan visa ke tingkat yang mana setara dengan negara-negara Barat paling cepat pada tahun fiskal 2026. Namun, jumlah keseluruhan pastinya belum disebutkan.

Perubahan lain yang dimaksud sedang dipertimbangkan untuk 2026 adalah kenaikan biaya pajak turis internasional. Pajak ini, yang tersebut dikenal sebagai “departure tax”, dipungut baik dari warga negara Negeri Matahari Terbit maupun warga negara asing. Saat ini departure tax ditetapkan semata-mata sebesar ¥1.000.

Selain pajak, tiket masuk destinasi wisata juga akan datang berbeda antara warga Negeri Matahari Terbit serta turis asing. Himeji Castle, salah satu laman warisan bola UNESCO, menetapkan tiket baru 2.000-3.000 yen (Rp 220 ribu-Rp 330 ribu) khusus untuk turis internasional mulai Maret 2026, sementara warga lokal terus membayar 1.000 yen.

Langkah mirip telah diterapkan di dalam Kuil Nanzoin, Fukuoka. Sejak Mei 2025, turis asing dikenakan biaya 300 yen (Rp 33 ribu), sedangkan warga lokal kekal gratis. Bahkan papan informasi di tempat kejadian ditulis hanya sekali pada Bahasa Inggris untuk menegaskan perbedaan perlakuan tersebut.

Jumlah turis asing yang dimaksud mengunjungi Negeri Sakura diperkirakan akan melampaui 40 jt pada 2025. 

Jepang menerima hampir 37 jt turis asing pada 2024. Ledakan jumlah total pengunjung memang benar mendongkrak ekonomi, tetapi ke sisi lain menyebabkan hambatan overtourism ke destinasi favorit seperti Gunung Fuji, Kyoto, kemudian Nara.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Related Articles