berita terbaru

Sejarah kemudian fakta unik negara Monako, kecil namun kaya raya

https://ligapedianews.com/ Ibukota – Monako dikenal sebagai negara merdeka dengan luas wilayah yang dimaksud sangat kecil, namun mempunyai reputasi sebagai salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi dalam dunia. Meski hanya sekali berukuran sekitar 2 kilometer persegi, Monako berhasil mencatatkan diri sebagai pusat wisata mewah, keuangan internasional, lalu balap mobil dunia.

Secara historis, Monako sudah menjadi persimpangan peradaban sejak masa kuno. Awalnya, wilayah ini dihuni oleh bangsa Ligurian, penduduk pegunungan yang mana dikenal gigih dan juga hemat—karakteristik yang masih melekat pada warga Monako modern. Bukti peninggalan prasejarah pun dapat ditemukan dalam Gua Taman Saint Martin.

Pada abad ke-6 SM, pelaut Phocaeans dari Massalia (Marseille) mendirikan koloni bernama Monoikos yang digunakan kemudian menjadi pelabuhan penting di area pesisir Mediterania. Dalam mitologi Yunani, Monoikos diasosiasikan dengan Herkules, pahlawan mitos yang mana konon pernah melintasi wilayah ini. Penghormatan terhadap Herkules pun abadi melalui penamaan pelabuhan utama Monako sebagai Port Hercule.

Wilayah ini juga pernah disinggahi Julius Caesar usai Perang Galia sebelum menuju Yunani. Namun, runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada 476 Masehi menyebabkan Monako rentan terhadap serangan bangsa Saracen dan juga suku-suku barbar. Setelah Saracen diusir pada 975, penduduk Ligurian kembali merebut juga menghuni wilayah ini.

Pada 1215, Genoa memulai pembangunan benteng di area menghadapi Batu Karang Monako, memulai era penting di sejarah negara ini. Perang saudara di dalam Genoa memaksa banyak keluarga pelarian menetap di dalam Monako, termasuk keluarga Grimaldi. François Grimaldi, dengan siasat menyamar sebagai biarawan Fransiskan, berhasil merebut benteng yang disebutkan pada 1297. Sejak pada waktu itu, Dinasti Grimaldi menjadi penguasa Monako hingga kini.

Monako sempat diakui sebagai wilayah independen oleh Raja Charles VIII dari Prancis pada 1489, meskipun berulang kali menghadapi upaya perebutan dari Genoa. Pada abad ke-16, Monako harus menerima proteksi Spanyol, hingga pada masa Pangeran Honoré II, aliansi dengan Prancis kembali dijalin melalui Perjanjian 1641 yang menegaskan kedaulatan Monako.

Revolusi Prancis menjadi periode sulit bagi keluarga Grimaldi. Aset kerajaan disita, istana diubah menjadi rumah sakit dan juga penampungan warga miskin, sementara anggota keluarga kerajaan sempat dipenjara. Monako direbut pasukan Revolusioner pada 1793, sebelum dikembalikan pada 1814 pasca kejatuhan Napoleon. Kongres Wina kemudian menempatkan Monako pada bawah proteksi Kerajaan Sardinia hingga 1860.

Dengan hilangnya wilayah Menton kemudian Roquebrune pada 1861—yang sebelumnya menyumbang 95 persen wilayah Monako—Negara Kecil ini harus memutar otak untuk bertahan. Solusi brilian muncul melalui pembangunan kasino kemudian resor mewah di dalam Monte Carlo pada 1863. Kasino Monte Carlo terbukti menjadi motor kegiatan ekonomi baru bagi Monako, dihadiri oleh pengerjaan hotel mewah Hôtel de Paris (1864) lalu inisiasi jalur kereta ke Prancis pada 1868.

Pada masa Pangeran Albert I, Monako pun menorehkan jejak di area dunia ilmiah dengan mendirikan Museum Oseanografi pada 1910, yang digunakan kemudian dipimpin Jacques-Yves Cousteau selama puluhan tahun. Pada 1911, Monako juga memiliki Konstitusi pertama, memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif, lalu yudikatif.

Di era modern, Monako di area bawah pemerintahan Pangeran Rainier III (1949–2005) berprogres pesat menjadi destinasi wisata mewah, pusat keuangan, serta tuan rumah Grand Prix Formula 1 yang mana ikonik. Pernikahannya dengan aktris Hollywood Grace Kelly pada 1956 menyebabkan sorotan internasional, menguatkan citra Monako sebagai negeri bangsawan nan glamor.

Monako resmi menjadi anggota PBB pada 1993. Meski tak tergabung di Uni Eropa, Monako menggunakan mata uang euro sejak 2002. Pada 2002, konstitusi juga direvisi agar keturunan perempuan dapat mewarisi takhta, juga menguatkan keberlanjutan Dinasti Grimaldi.

Fakta unik Monako
Sebagai negara terkecil kedua pada dunia pasca Vatikan, Monako miliki kepadatan penduduk yang dimaksud sangat tinggi. Iklimnya mediterania dengan suhu rata-rata tahunan sekitar 16°C, menjadikannya ideal bagi wisatawan sepanjang tahun.

Monako dikenal luas sebagai surga pajak oleh sebab itu tidak ada mengenakan pajak penghasilan bagi warganya maupun perusahaan internasional yang bermarkas pada sana. Namun, Monako sempat masuk daftar hitam OECD pada 2002 sebagai surga pajak yang dimaksud bukan kooperatif. Status itu dicabut pada 2009 pasca Monako berikrar pada transparansi keuangan.

Hingga ketika ini, Monako terus memikat wisatawan dengan keindahan pelabuhan Port Hercule, sirkuit balap jalan raya, kasino Monte Carlo, juga bangunan bersejarahnya yang terawat. Keberhasilan mempertahankan kedaulatan, kemakmuran ekonomi, dan juga warisan budaya menjadikan Monako contoh unik negara kecil yang digunakan mampu bersaing di tempat kancah global.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence dalam situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles