
Ligapedianews.com Di sisi lain, BEI juga masih mampu menjaga kenaikan beban sebesar 10,7 persen (yoy) atau masih berada di dalam bawah kenaikan pendapatan
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan laba bersih senilai Rp673 miliar pada tahun 2024, atau meningkat 16,3 persen year on year (yoy) dibandingkan sebesar Rp579 miliar pada tahun 2023.
Laba bersih itu ditopang oleh pendapatan yang tersebut meningkat 12,9 persen (yoy) menjadi senilai Rp2,82 triliun pada tahun 2024, dibandingkan sebesar Rp2,49 triliun pada tahun 2023.
“Oleh sebab itu, hasil peningkatan pendapatan maupun kenaikan biaya, perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih 16,3 persen (yoy) menjadi Rp673 miliar pada 2024,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman di konferensi pers setelahnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 pada Jakarta, Rabu.
Iman menjelaskan pendapatan perseroan ditopang oleh rata-rata nilai kegiatan harian (RNTH) di tempat bursa yang senilai Rp12,85 triliun pada tahun 2024, dibandingkan senilai Rp10,75 triliun pada tahun 2023.
Selain kenaikan pada pos pendapatan jasa proses dan juga jasa kliring, perkembangan juga terjadi pada pendapatan jasa informasi sebesar 11,4 persen (yoy), didukung oleh pertumbuhan total pelanggan datafeed pada 2024.
“Di sisi lain, BEI juga masih mampu menjaga kenaikan beban sebesar 10,7 persen (yoy) atau masih berada di tempat bawah kenaikan pendapatan,” ujar Iman.
Selanjutnya, BEI menjaga pertumbuhan aset sebesar 6,5 persen (yoy) menjadi senilai Rp11,18 triliun pada tahun 2024, dengan perkembangan ekuitas sebesar 10,9 persen menjadi Rp8,29 triliun pada 2024.
Iman menyatakan BEI menjaga komitmen untuk menjaga peningkatan pada tahun berikutnya, tercermin dari banyak belanja pembangunan ekonomi yang tersebut mencapai Rp279,57 miliar atau naik 32,5 persen (yoy) seiring dimulainya proyek Pembaruan Sistem Perdagangan lalu Pengawasan.
“Hal ini turut berdampak pada penurunan kas juga setara kas perseroan sebesar 24,5 persen (yoy) sepanjang tahun 2024,” ujar Iman.
Ia melanjutkan, BEI menghasilkan free cash flow to equity yang positif, serta mencerminkan kondisi keuangan yang tersebut baik pada hal pengelolaan likuiditas selama tahun 2024.
“Kondisi itu menggambarkan kemampuan perseroan menjaga kesinambungan keinginan modal, utamanya untuk membiayai keinginan pengembangan pangsa dan juga menjaga kelangsungan aktivitas bursa modal ke depan,” ujar Iman.
Sepanjang tahun 2024, BEI berhasil mencatatkan 41 saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang kemudian Sukuk (EBUS) baru, 15 saham tambahan hasil konversi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dan juga 81 saham tambahan hasil konversi Waran, dengan total penghimpunan dana berhadapan dengan seluruh Efek yang disebutkan mencapai Rp193 triliun.
Adapun, sumbangan penghimpunan dana yang digunakan berasal dari 41 saham baru yang disebutkan sebesar Rp14,4 triliun, sedangkan, partisipasi terbesar penghimpunan dana sepanjang tahun 2024 berasal dari emisi EBUS sebesar Rp143,6 triliun.
Sampai Mei 2025, secara keseluruhan jumlah agregat perusahaan tercatat saham sudah mencapai 956 perusahaan, serta secara regional BEI menduduki kedudukan ke-2 di dalam ASEAN untuk total perusahaan tercatat saham, juga menjadi Bursa dengan perkembangan kedua tertinggi meningkat sebesar 1,38 persen (yoy) secara global.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di tempat situs web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.