
Ligapedianews.com Ibukota – Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk (INTA) Petrus Halim mengungkapkan perseroan mengamati adanya kesempatan pemulihan lapangan usaha alat berat, yang digunakan didukung oleh stabilisasi biaya komoditas dan juga keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Ia mengungkapkan perseroan akan tetap memperlihatkan fokus ke sektor pertambangan pada 2025, dengan upaya melakukan diversifikasi ke sektor pertanian juga kehutanan, dan juga memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing.
"Dengan strategi ini, kami optimis dapat meraih perkembangan yang dimaksud lebih banyak baik pada tahun mendatang," ujar Petrus sebagaimana keterangan resmi di tempat Jakarta, Kamis.
Petrus mengungkapkan perseroan akan senantiasa menerapkan prinsip tata kelola baik dalam setiap aktivitas usaha, sehingga dapat menambah nilai kompetitif di dalam Indonesia.
"Tahun 2025 diharapkan sektor ini dapat pulih kembali, serta kami optimis tahun 2025 dapat mencapai target perdagangan sesuai dengan target yang tersebut ditetapkan," ujar Petrus.
Ia melanjutkan perseroan sudah merumuskan berbagai strategi dan juga kebijakan untuk menjaga keberlanjutan industri dan juga meningkatkan daya saing di dalam bidang alat berat di tempat tengahi tantangan kegiatan ekonomi sepanjang tahun 2024.
Pada 2024, perseroan mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp954,68 miliar, dengan kontribusi utama berasal dari segmen alat berat kemudian alat proses pembuatan yang dimaksud memberikan porsi sebesar 93,61 persen terhadap total pendapatan.
Namun, perseroan masih membukukan merugikan bersih sebesar Rp117,84 miliar pada 2024, seiring adanya tekanan margin yang mana masih menjadi tantangan pada sedang proses adaptasi terhadap kondisi bursa lalu pembiayaan.
"Namun, beban pokok pendapatan dan juga beberapa elemen biaya berhasil dikelola tambahan baik dibandingkan tahun sebelumnya, yang dimaksud turut membantu upaya efisiensi operasional secara menyeluruh," ujar Petrus.
Per 31 Desember 2024, jumlah total aset perseroan terkoreksi 4,23 persen (yoy) menjadi senilai Rp2,37 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2,47 triliun pada akhir 2023.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Kecerdasan Buatan di dalam situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.