
Ligapedia.news DKI Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Industri (Kemenperin), Apit Pria Nugraha menekankan pentingnya peran sektor bidang dan juga transportasi di pencapaian target Indonesia untuk mengempiskan emisi gas rumah kaca.
Apit menyampaikan, Indonesia berusaha mencapai untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060, dengan sektor bidang diharapkan mencapai target yang dimaksud pada tahun 2050, atau lebih banyak cepat 10 tahun dari target nasional.
"Indonesia memiliki target net zero emission pada tahun 2060 kemudian untuk sektor lapangan usaha ditargetkan mencapainya pada tahun 2050 atau lebih besar cepat 10 tahun dari target nasional," ujar Apip pada acara perkenalan teknologi Chery Super Hybrid (CSH) di tempat Jakarta, Senin.
Apit mengatakan, sektor transportasi memiliki kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca nasional, menyumbang sekitar 27 persen dari total emisi tersebut.
Baca juga: Komisi VII dorong tercapai NZE sektor 10 tahun lebih lanjut cepat
Seiring dengan meningkatnya urbanisasi kemudian kepemilikan kendaraan, emisi dari sektor ini diproyeksikan akan berlipat ganda pada tahun 2030 apabila tidaklah ada langkah mitigasi yang digunakan diterapkan.
Ia menjelaskan, Kemenperin telah dilakukan menyusun beberapa orang strategi untuk mendekarbonisasi sektor bidang guna mencapai target net zero emission 2050.
Adapun salah satu langkah yang digunakan sedang dijalankan adalah pembatasan emisi, yang diharapkan akan mengupayakan produsen lalu sektor lapangan usaha untuk tambahan berfokus pada pengurangan dampak lingkungan.
Baca juga: Lewat RUU EBET, pemerintahan beri insentif sektor yang mana membantu NZE
Apit juga menyebutkan pentingnya kebijakan otomotif yang memperkuat pengembangan kendaraan ramah lingkungan, seperti insentif untuk teknologi rendah karbon.
"Teknologi rendah karbon otomotif itu tidak ada selalu harus dikaitkan dengan mobil listrik. Kami juga menyokong kendaraan hybrid lalu teknologi lainnya seperti biofuel serta fuel cell yang digunakan ramah lingkungan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kemenperin juga mengapresiasi langkah yang sudah diambil oleh PT Chery Sales Indonesia di mengembangkan teknologi rendah karbon, khususnya Chery Super Hybrid (CSH) yang digunakan dinilai sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Baca juga: Pemerintah resmikan HRS milik industri, pacu NZE dan juga swasembada energi
"Tentu kami sangat mengapresiasi komitmen Chery Indonesia yang tersebut telah dilakukan menunjukkan teknologi Chery Super Hybrid atau CSH. Kegiatan ini kami harapkan dapat mempercepat dekarbonisasi melalui pengembangan teknologi," ungkap Apit.
Ia juga mengingatkan kembali instruksi Menteri Manufaktur di acara The First Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) pada September 2024, yang menyatakan bahwa sektor hijau bukanlah pilihan, melainkan keharusan.
Melalui kebijakan kemudian langkah-langkah strategis ini, Kemenperin berharap dapat mempercepat transisi Indonesia menuju dunia usaha rendah karbon yang mana lebih besar berkelanjutan.
"Industri hijau bukanlah pilihan, tapi satu keharusan. Semua pihak yang hadir pada di tempat ini dapat bersama-sama mewujudkan cita-cita yang disebutkan melalui aksi nyata," katanya.
Baca juga: Rosan: Presiden ingin NZE dipermudah melalui pembangunan ekonomi mobil listrik
Baca juga: Pertamina bangun 159 DEB untuk menyokong swasembada energi dan juga pangan