
Ligapedia.news Pembangunan sistem informasi ini tidaklah mudah mengingat melibatkan biosfer sektor nasional secara keseluruhan yang digunakan besar dan juga kompleks,
Jakarta – Kementerian Industri (Kemenperin) menekankan pentingnya sistem informasi lapangan usaha nasional (SIINas) untuk menguatkan sektor lapangan usaha pengolahan non-migas sebagai tulang punggung perekonomian nasional hingga tahun 2029.
"Untuk mengupayakan permintaan data lapangan usaha nasional Kementerian Manufaktur telah lama memulai pembangunan sistem informasi bidang nasional atau SIINas yang mana telah lama berjalan selama lima tahun," kata Staf Ahli Lingkup Perkuatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan pada sosialisasi Permen No.13 Tahun 2025 secara daring, di tempat Jakarta, Jumat.
Dia menyebutkan, sektor pengolahan non-migas yang ditargetkan menyumbang 21,9 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto nasional, dan juga menjadi motor penciptaan lapangan kerja, investasi, dan juga ekspor Indonesia secara berkelanjutan.
Pada 2024, lapangan usaha itu bertambah sebesar 4,75 persen kemudian menyumbang 17,16 persen terhadap Produk Domestik Bruto nasional, menjadikannya sektor dengan sumbangan terbesar di struktur ekonomi Indonesia.
Nilai penanaman modal bidang non-migas mencapai Rp697,50 triliun pada 2024, meningkat 23,4 persen dari tahun sebelumnya kemudian menyumbang 40,69 persen dari total pembangunan ekonomi nasional.
Kenaikan penanaman modal sejalan dengan peningkatan serapan tenaga kerja dari 19,29 jt pada 2023 menjadi 19,96 jt orang di tempat tahun 2024 yang mana menegaskan peran vital sektor ini.
Kontribusi ekspor lapangan usaha non-migas meningkat dari 186,59 miliar dolar Negeri Paman Sam menjadi 196,54 miliar dolar Amerika Serikat pada 2024 atau naik sebesar 5,11 persen dari tahun sebelumnya.
Kemenperin menyatakan penguatan sektor itu membutuhkan data yang dimaksud kuat, akurat, serta real-time untuk menggalang kebijakan juga menggalakkan daya saing sektor di area tingkat global.
Oleh lantaran itu, SIINas dibangun untuk menghimpun data bidang nasional secara digital, terintegrasi, juga berkelanjutan agar semua pihak miliki deskripsi kinerja sektor.
Melalui pelaporan yang dimaksud konsisten, Kemenperin berharap dapat merumuskan kebijakan yang mana lebih lanjut adaptif dan juga responsif terhadap inovasi dinamika lapangan usaha di tempat pada lalu luar negeri.
"Pembangunan sistem informasi ini tidaklah mudah mengingat melibatkan lingkungan sektor nasional secara keseluruhan yang tersebut besar lalu kompleks," ucapnya.
Dengan dukungan semua pihak, sektor bidang pengolahan nonmigas dapat terus menjadi pilar utama pertumbuhan kegiatan ekonomi nasional lalu mencapai target perkembangan jangka menengah.
"Namun, pemerintah pada hal ini Kementerian Pertambangan berharap SIINas dapat menjawab permintaan akan data yang tersebut akurat, mutakhir juga berkualitas, dan juga memberikan pandangan kinerja masing-masing sektor sektor secara real time," kata Adie.