K-Pop

3 Jurusan Kuliah yang mana Lulusannya Paling Terancam Tergusur Teknologi AI

Daftar Isi
  • 1. Akuntansi
  • 2. Komunikasi, Periklanan, kemudian Marketing
  • 3. Desain Grafis

Jakarta – Gelombang kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mengubah wajah dunia kerja secara besar-besaran di waktu dekat. Menurut laporan Forbes, setidaknya ada tiga jurusan kuliah yang digunakan paling berisiko kehilangan relevansi akibat peran manusianya sederhana digantikan oleh teknologi otomatis.

Laporan yang dimaksud mengutip proyeksi World Economic Wadah yang memperkirakan sekitar 92 jt pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi, sementara 78 jt pekerjaan baru muncul untuk memperkuat dunia usaha berbasis AI. Namun, pembaharuan ini juga menuntut bumi lembaga pendidikan untuk meninjau ulang jurusan juga keterampilan yang digunakan diajarkan di dalam kampus.

1. Akuntansi

Forbes menyampaikan jurusan akuntansi juga pembukuan tradisional berada di dalam sikap paling rentan. Pekerjaan administratif lalu penghitungan dasar sekarang ini bisa jadi direalisasikan oleh perangkat lunak berbasis AI.

Karena itu, siswa di dalam bidang keuangan disarankan untuk memperluas kompetensinya, misalnya mengambil spesialisasi seperti Teknologi AI for Finance atau fokus pada analisis kemudian strategi pembangunan ekonomi yang tersebut tak mudah-mudahan diotomasi.

2. Komunikasi, Periklanan, dan juga Marketing

Bidang komunikasi serta pemasaran juga menghadapi pembaharuan besar. Artificial Intelligence telah sejumlah digunakan pada pembuatan konten, strategi kampanye, hingga penyusunan siaran pers kemudian unggahan media sosial.

Forbes menilai, universitas penting menyesuaikan kurikulum agar peserta didik belajar menggunakan Kecerdasan Buatan secara etis dan juga kreatif. Keterampilan mengoperasikan alat seperti HubSpot AI, SEMrush, atau Jasper Kecerdasan Buatan akan berubah menjadi nilai tambah, sementara pendekatan manusia permanen penting untuk melindungi kata-kata kemudian karakter sebuah merek.

3. Desain Grafis

Jurusan desain grafis juga disebut semakin rentan tergerus. Kehadiran website desain memungkinkan siapa pun menyebabkan logo atau materi penawaran dengan mudah. Agar permanen relevan, inisiatif studi desain disarankan lebih lanjut menekankan aspek psikologi dan juga strategi komunikasi visual, tidak semata-mata kemampuan teknis menggambar atau mengedit.

Pendidikan Harus Berubah

Presiden dan juga direktur utama DeVry University, Elise Awwad, mengatakan, lembaga pendidikan tinggi sekarang ini berada di dalam garis depan perubahan. “Jika kampus tidak ada memprioritaskan institusi belajar Kecerdasan Buatan serta keadilan pada penerapannya, merek bukanlah hanya sekali gagal mendidik mahasiswa, tapi juga gagal mempersiapkan tenaga kerja masa depan,” ucapannya dilansir Forbes.

Awwad menambahkan, DeVry telah terjadi mengintegrasikan modul Artificial Intelligence ke di beragam jurusan. Hasilnya, tingkat penyelesaian kursus Teknologi AI meningkat 29% di tahunan terakhir.

“Kami ingin para lulusan siap berinteraksi dengan teknologi ini sejak hari pertama merekan bekerja,” katanya.

Tnggung jawab untuk beradaptasi dengan era Kecerdasan Buatan tidak ada hanya saja ada dalam tangan universitas. Korporasi juga wajib memberi pelatihan agar karyawan siap menghadapi pembaharuan kemudian Pekerja didorong memanfaatkan wadah belajar daring seperti Coursera, LinkedIn Learning, kemudian Udacity untuk mengasah keterampilan baru.

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC] Next Article Studi PBB Ungkap Teknologi AI Lebih Kejam terhadap Pekerja Perempuan

Related Articles