olahraga

Kisah Arthur Biyarslanov: Pengungsi Korban Perang Chechnya, Calon Perusak Kelas Ringan Super

ligapedianews.com Arthur Biyarslanov baru berusia empat tahun ketika pertempuran terjadi. Pada Agustus 1999, pemberontak Chechnya menyerbu negara tetangga Dagestan, tempat Biyarslanov dan juga keluarganya tinggal, dengan tujuan mendirikan republik Islam yang dimaksud merdeka.

Bulan berikutnya, rangkaian pengeboman apartemen di dalam Wilayah Moskow menewaskan lebih tinggi dari 300 orang dan juga melukai lebih lanjut dari 1.000 orang. Presiden Rusia Vladimir Pemimpin Rusia menyalahkan pemberontak Chechnya berhadapan dengan serangan yang disebutkan serta menggunakannya sebagai dalih untuk menghendaki wilayah Chechnya, beberapa tahun setelahnya pasukan Rusia dipaksa mundur dari wilayah yang disebutkan setelahnya perjanjian gencatan senjata yang mana mengakhiri konflik sebelumnya.

Tak ingin terjebak di kekerasan, keluarga Biyarslanov menyeberangi perbatasan menuju negara tetangga, Azerbaijan.

“Anda tahu, ketika Anda masih muda, Anda tak mempunyai berbagai kenangan,” kata penantang kelas ringan suler Arthur Biyarslanov, yang digunakan memiliki nama lahir Movladdin, terhadap BoxingScene minggu ini.

“Saya memiliki beberapa kenangan pada waktu bermain sama-sama keluarga lalu teman-teman, namun satu kenangan terbesar yang mana saya miliki adalah pada waktu kami melintasi perbatasan, pada waktu pertempuran dimulai, belaka ada tembakan lalu pengeboman, lalu para tentara yang tersebut melempar saya, menggendong saya, melarikan diri ke zona aman dengan saya,”kata Biyarslanov mengisahkan kembali kenangan pahit pada waktu perang.

Enam tahun kemudian, keluarganya pindah lagi – kali ini ke Toronto, Kanada. Biyarslanov mengakui bahwa hal itu merupakan kejutan budaya yang digunakan besar. “Sejujurnya, saya tak tahu di tempat mana tempat ini,” kenangnya.

“Begitu jarak jauh di tempat Barat. Saya datang ke sini, saya tidaklah tahu bahasa Inggris, saya tak punya teman. Rasanya seperti sebuah keberadaan baru, fase baru, serta kemungkinan besar merupakan bagian tersulit pada hidup saya, akibat saya baru cuma berusia 10 tahun ketika tiba di area sini,”tuturnya.

Dan lantaran anak-anak pada mana pun hampir secara universal akan mengejek siapa pun yang digunakan sedikit berbeda, anak baru dengan aksen Rusia ini tak terelakkan menjadi sasaran ejekan, walau Biyarslanov – yang baru-baru ini menghadirkan rekornya menjadi 18-0 (15 KO) melalui kemenangan KO pada ronde kedua berhadapan dengan atlet veteran Mohamed Minoune – tidak ada dapat meyakinkan apakah itu adalah hal yang tersebut lebih banyak mendasar yang digunakan membuatnya mengambil tinju.

“Anda memiliki anak-anak yang jelas-jelas mencoba mengganggu Anda. Anda bukan tahu bahasanya. Tetapi saya setiap saat mempunyai mentalitas yang berbeda. Saya tak terlalu banyak dipukuli,” kenangnya.

“Saya pikir kemungkinan besar itu sudah ada ada di darah saya. Kami miliki latar belakang suka melawan, Anda tahu. Dan saya dan juga saudara laki-laki saya, kami terus-menerus bergulat ketika kami masih kecil, dan juga belaka bermain-main di tempat rumah. Jadi saya kira saya tahu beberapa dasar-dasarnya.”

Related Articles