Ligapedianews.com DKI Jakarta – Bashar Hafiz Al-Assad (بشار حافظ الأسد) atau Bashar Al-Assad adalah individu politikus, perwira militer, serta dokter bedah dengan syarat Suriah yang dimaksud menjabat sebagai Presiden Suriah sejak Juli 2000 hingga akhirnya digulingkan pada 8 Desember 2024.
Assad, yang tersebut mewarisi kekuasaan ayahnya, yaitu Hafez al-Assad, menjadi pemimpin negara Suriah selama lebih tinggi dari dua dekade dalam bawah rezim otoriter. Pemerintahannya ditandai oleh berbagai pelanggaran hak asasi manusia, konflik internal yang mana berkepanjangan, juga penindasan terhadap oposisi politik.
Kehidupan awal dan juga latar belakang pendidikan
Bashar al-Assad lahir pada 11 September 1965 di tempat Damaskus, Suriah. Ia adalah putra kedua dari Hafez al-Assad, yang mana menjadi Presiden Suriah dari tahun 1971 hingga 2000. Assad menempuh lembaga pendidikan menengah dalam sekolah elit Franco-Arab al-Hurriyet di tempat Damaskus sebelum kemudian melanjutkan studi pada Universitas Damaskus untuk belajar di tempat Fakultas Kedokteran.
Ia lulus pada tahun 1988, lalu mengawali kariernya dengan bekerja sebagai dokter di dalam Angkatan Darat Suriah. Kemudian, pada 1992, ia melanjutkan studi pascasarjana di tempat bidang oftalmologi di area Rumah Sakit Mata Barat, London.
Takdir politiknya berubah besar pada tahun 1994 ketika kakak tertuanya, Basil al-Assad, yang mana pada waktu itu dipersiapkan sebagai penerus ayah mereka, meninggal di kecelakaan mobil. Setelah itu, Bashar dipanggil kembali ke Suriah untuk mempersiapkan dirinya sebagai pewaris kekuasaan. Ia memasuki akademi militer serta berpartisipasi pada pendudukan Suriah menghadapi Lebanon di area akhir 1990-an.
Awal kekuasaan
Bashar al-Assad menjadi Presiden Suriah pada 17 Juli 2000, menggantikan ayahnya yang mana meninggal sebulan sebelumnya.
Ia juga mengambil alih kedudukan sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Suriah dan juga Sekretaris Jenderal Partai Ba'ath Sosialis Arab.
Meskipun awalnya ada harapan bahwa ia akan memodernisasi lalu mereformasi Suriah, namun pada kenyataannya periode awal kekuasaan Bashar yang tersebut dikenal sebagai Damaskus Spring, dengan cepat berakhir dengan tindakan represif lalu otoriter terhadap aktivis serta tokoh oposisi pada tahun 2001-2002.
Referendum pada tahun 2000 kemudian 2007 mengukuhkan Assad sebagai presiden dengan tingkat dukungan yang tersebut dilaporkan mencapai lebih banyak dari 97%, meskipun proses pilpres yang dimaksud secara luas dianggap tiada demokratis.
Kepemimpinan otoriter kemudian konflik saudara dalam Suriah
Banyak analis mengecap rezim Assad sebagai kediktatoran. Assad memerintah Suriah sebagai negara totaliter, dengan mengandalkan aparat keamanan dan juga propaganda yang digunakan masif. Rezimnya banyak kali dieksploitasi ketegangan sektarian untuk mempertahankan kekuasaan.
Pada tahun 2011, ketika gelombang Arab Spring melanda Timur Tengah, demonstrasi anti-pemerintah di dalam Suriah berubah menjadi konflik bersenjata setelahnya tindakan keras aparat keamanan. Perang saudara yang berkepanjangan mengakibatkan lebih tinggi dari 580.000 orang tewas, dengan mayoritas korban adalah warga sipil. Rezim Assad dituduh melakukan berbagai kejahatan perang, termasuk pengaplikasian senjata kimia pada beberapa serangan mematikan, seperti serangan gas sarin di area Ghouta pada tahun 2013.
Runtuhnya rezim Assad
Setelah bertahun-tahun bertahan dari berbagai tekanan internasional dan juga konflik internal, rezim Assad akhirnya runtuh pada Desember 2024. Serangan besar-besaran oleh oposisi Suriah, yang digunakan dipimpin oleh koalisi kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) serta didukung oleh Tentara Nasional Suriah (SNA) yang tersebut didukung Turki, berhasil merebut kota Damaskus pada 8 Desember 2024. Assad dan juga keluarganya kemudian melarikan diri ke Rusia, dalam mana ia diberikan suaka urusan politik oleh pemerintah Moskow.
Kejatuhan Assad menandai berakhirnya kekuasaan keluarga al-Assad yang digunakan sudah pernah memerintah Suriah selama lebih banyak dari lima dekade sejak ayahnya, Hafez al-Assad, mengambil alih kekuasaan pada tahun 1971.
Kehidupan pribadi
Bashar al-Assad menikah dengan Asma al-Akhras, seseorang ekonom yang digunakan lahir dan juga besar di area Inggris. Pasangan ini memiliki tiga anak. Assad juga dikenal fasih berbahasa Inggris dan juga Prancis, dan juga mempunyai latar belakang akademis pada bidang kedokteran mata.
Kontroversi
Warisan Bashar al-Assad sebagai pemimpin Suriah dipenuhi kontroversi. Meskipun ia memulai masa jabatannya dengan janji reformasi, pemerintahannya justru ditandai oleh pengabaian hak asasi manusia, konflik brutal, dan juga kehancuran ekonomi. Kejatuhannya memberikan harapan baru bagi rakyat Suriah untuk memulai era kebijakan pemerintah yang digunakan lebih besar demokratis juga inklusif, meskipun tantangan besar masih menanti negara yang disebutkan dalam masa transisi.
Runtuhnya rezim Assad juga membuka putaran baru di geopolitik Timur Tengah, dengan dampak signifikan terhadap hubungan internasional Suriah kemudian stabilitas regional.