teknologi

Pencemaran Lingkungan Jabodetabek, eksekutif Didesak Sediakan BBM Standar Euro 4

JakartaPolusi udara di area wilayah aglomerasi Jabodetabek terus memburuk seiring ukuran kendaraan bermotor di tempat jalan yang terus meningkat. Sayangnya, pemerintah masih menganggap kualitas udara di dalam DKI Jakarta serta sekitarnya yang dimaksud masih tergolong sedang–belum buruk.

“Di di sini terjadi misleading ya, di konteks menggunakan pisau analisis, sehingga setiap saat terjadi silang sengketa antara umum dengan pemerintah,” kata Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, untuk wartawan di tempat Ibukota pada Rabu 11 September 2024.    

Menurut Ahmad, hambatan polusi udara Jabodetabek mendapat sumbangan terbesar dari kendaraan bermotor. Tanpa keberhasilan dari upaya menghentikan pertumbuhan ukuran kendaaan bermotor tersebut, analisis KPBB menunjuk langkah mendesak evaluasi terhadap kualitas substansi bakarnya. “Mau bukan mau, yang mana pertama harus diperbaiki adalah kualitas materi bakarnya,” kata Ahmad. 

Untuk itu ia menyarankan segera penyediaan BBM ramah lingkungan yang mana sesuai teknologi kendaraan berstandar Euro 4. Hal ini seperti yang juga telah dilakukan diadopsi Indonesia sejak 2018 lewat Peraturan Menteri LHK pada 2017. 

Disebutkan Ahmad, standar yang disebutkan nyaris menjadi kenyataan pasca pemerintah lewat Menteri Koordinator Maritim juga Penyertaan Modal Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan substansi bakar Euro 4 tersedia di dalam wilayah Jabodetabek per 17 Agustus 2024. Luhut sebelumnya memang sebenarnya ditunjuk Presiden Joko Widodo mengatur penanganan polusi udara Jakarta. 

Namun, kata Ahmad, terjadi perbedaan pendapat lalu ketidaksiapan kementerian yang tersebut lain hingga menyebabkan tenggat dianulir. Yang terjadi kemudian, menurutnya, adalah stok komponen bakar di dalam bawah Euro 4 yang dimaksud melimpah di dalam lingkungan ekonomi Asia Tenggara tetap saja dikirim ke Indonesia–negara yang mana disebutnya longgar pada hal standarisasi BBM. 

“Negara-negara dalam Asia Tenggara sebut belaka Singapura, Thailand, serta Filipina, telah cukup lama menerapkan standar tinggi pada kualitas material bakar kendaraan bermotor mereka,” kata dia.

Ahmad menambahkan harapan KPBB kalau implementasi standar Euro 4 segera menemui titik terang sebelum pemerintahan ketika ini benar-benar berakhir. Ditegaskan pula bahwa rekomendasi BBM berstandar Euro 4 sudah ada melalui kajian yang digunakan cukup panjang lalu koordinasi lintas sektoral. 

Dalam kesempatan yang mana sama, Profesor Sektor Aspek Kesehatan Lingkungan dari Fakultas Bidang Kesehatan Publik Universitas Indonesia, Budi Haryanto, mengumumkan polusi udara sebagai penyumbang persentase terbesar penyakit yang digunakan menyerang tubuh manusia. “Silent killer, pembunuh senyap, akibat 60 persen dari seluruh penyakit itu sumbangan polusi udara,” ujar Budi. 

Menurutnya kualitas udara yang mana buruk adalah suatu keniscayaan bagi masyarakat, lantaran tiadanya opsi mengenai udara yang mana akan dihirup. Beda hal, misalnya, dengan makanan atau minuman. Sejalan dengan KPBB, pria yang digunakan sudah pernah menghabiskan 30 tahun masa hidupnya berkecimpung di dalam bidang polusi udara ini juga mengamini penerapan substansi bakar ramah lingkungan sesuai standar Euro4. 

Ia mengungkap hasil simulasi penerapan Euro 4 yang tersebut mampu menurunkan polusi udara secara signifikan. “Katakanlah 45 sampai 55 persen polusi udara itu tertangani, ya,” kata Budi yang menyampaikan tindakan itu sebagai aksi radikal memberantas polusi udara.

BAYU MENTARI

Pilihan Editor: Diminta Operasional Berbasis Listrik di area IKN, Gabungan Pengusaha ASDP Balik Minta Syarat Ini

Related Articles