Ligapedianews.com Ibukota Indonesia – Baru-baru ini, Desa Watukelir di area Kecamatan Ayah, Wilayah Kebumen, Jawa Tengah, dikejutkan dengan terjadinya fenomena alam yang digunakan langka serta mengejutkan. Terdapat sebuah sinkhole yang menyebabkan air dalam Telaga Blembeng, yang mana menjadi sumber hidup rakyat setempat, hilang tak bersisa atau mengering.
Kejadian ini menarik perhatian banyak pihak, khususnya akibat dampaknya yang tersebut cukup besar terhadap ekosistem lokal lalu hidup sehari-hari penduduk yang mana bergantung pada telaga tersebut.
Peneliti Ahli Utama Badan Penelitian lalu Inovasi Nasional (BRIN) Karangsambung, Dr Ir Chcusni Ansori, memberikan penjelasan mengenai fenomena kekeringan Telaga Blembeng di area Desa Watukelir. Menurutnya, sinkhole terjadi akibat runtuhnya permukaan tanah yang rapuh akibat pengaruh drainase eksternal.
Setelah terbentuknya sinkhole, air yang tadinya memenuhi telaga akan tersedot serta mengalir ke sungai bawah tanah, sehingga menyebabkan telaga menjadi kering lalu dasar telaga terlihat.
“Sinkhole yang terbentuk di dalam dasar telaga ini menyebabkan air telaga mengalir ke sungai bawah tanah dan juga telaga menjadi kering. Mengalir ke sungai bawah tanah, larinya ke mana ya harus ditelusuri,” ungkap Chusni ketika dihubungi, Hari Sabtu (14/12/2024).
Fenomena sinkhole ini menarik perhatian sejumlah orang, menyebabkan berbagai pertanyaan tentang apa yang digunakan menyebabkannya serta apa tindakan yang perlu dijalankan untuk menghadapinya. Untuk memahami lebih banyak lanjut, berikut penjelasan selengkapnya.
Fenomena sinkhole
Sinkhole atau lubang runtuh adalah fenomena alam yang mana dapat terjadi secara tiba-tiba, menyebabkan kehancuran signifikan pada lingkungan lalu infrastruktur.
Fenomena ini terjadi ketika tanah atau batuan dalam bawah permukaan bumi amblas ke di rongga yang digunakan lebih tinggi besar, menciptakan lubang besar di dalam permukaan tanah.
Sinkhole dapat terbentuk di berbagai ukuran, dengan diameter yang mana bervariasi dari beberapa meter hingga mencapai banyak meter, juga kedalaman yang berbeda-beda. Beberapa sinkhole bahkan bisa saja terisi air, membentuk danau kecil.
Fenomena ini bukan cuma menyebabkan pembaharuan pada bentuk permukaan tanah, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian kegiatan ekonomi dan juga perasaan khawatir bagi warga yang digunakan menyebabkan ancaman keselamatan bagi manusia, teristimewa di dalam wilayah yang mana padat penduduk atau miliki infrastruktur vital.
Sinkhole biasanya ditemukan di tempat tempat dengan kondisi geologi tertentu, seperti kawasan karst, di area mana batuan yang dimaksud mudah larut, seperti batu kapur atau gipsum, banyak ditemukan.
Proses pelarutan batuan oleh air, baik melalui cara fisik maupun kimia, menjadi salah satu faktor utama yang dimaksud menyebabkan terbentuknya rongga di dalam bawah tanah.
Rongga ini tumbuh seiring waktu, lalu pada akhirnya dapat menyebabkan tanah pada permukaan turun atau amblas.
Penyebab terjadinya sinkhole
Sinkhole tidak terjadi begitu saja, fenomena sinkhole terjadi oleh sebab itu berbagai faktor geologi lalu aktivitas manusia. Berikut adalah beberapa faktor utama terjadinya sinkhole, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pelapukan lalu pelarutan batuan
Batuan seperti kapur serta gipsum akan larut pada waktu terpapar air yang mengandung asam karbonat. Proses pelarutan ini secara perlahan membentuk rongga di area bawah permukaan tanah. Ketika rongga yang disebutkan bukan lagi mampu mengupayakan berat tanah pada atasnya, maka terjadilah amblesan. Fenomena ini rutin ditemukan pada wilayah dengan formasi batuan karst.
2. Aktivitas manusia
Beberapa kegiatan manusia, seperti pengeboran, pertambangan, atau konstruksi infrastruktur, dapat merusak kestabilan tanah. Pemompaan air tanah yang tersebut berlebihan juga dapat menurunkan permukaan tanah, memicu terbentuknya sinkhole.
3. Tekanan yang dimaksud berat pada permukaan tanah
Tekanan pada beban yang digunakan diberikan oleh bangunan besar, alat berat, atau proyek konstruksi jalan raya dapat menambah tekanan pada tanah yang digunakan telah tak stabil. Tekanan ini dapat mempercepat kerusakan pada lapisan permukaan, khususnya dalam melawan rongga bawah tanah.
4. Erosi oleh air
Salah satu faktor utama faktor terbentuknya sinkhole adalah erosi yang tersebut terjadi akibat air, teristimewa dalam tempat yang mana banyak mengandung batuan kapur atau gamping. Air hujan yang turun dapat masuk ke pada celah-celah batuan, melarutkan mineral-mineral di batuan kapur, serta membentuk rongga di dalam bawah permukaan tanah. Jika rongga yang disebutkan mengalami perkembangan semakin besar juga tiada mampu menahan beban di dalam atasnya, maka tanah dalam atasnya bisa jadi ambruk, menciptakan lubang yang dimaksud besar.
5. Aktivitas alam (gempa atau banjir)
Perubahan yang digunakan terjadi pada struktur tanah akibat gempa bumi atau banjir dapat mengganggu kestabilan tanah. Gempa dapat memicu perubahan tanah yang mana mengakibatkan terbentuknya rongga atau retakan pada permukaan bumi, yang digunakan lama kelamaan sanggup menyebabkan terbentuknya sinkhole.
Upaya antisipasi terjadinya sinkhole
1. Pembatasan aktivitas manusia di tempat tempat rawan
Pengendalian pembangunan serta kegiatan manusia di dalam tempat yang digunakan rawan terbentuknya sinkhole sangat penting. Misalnya, larangan perkembangan gedung berat atau infrastruktur lain di tempat menghadapi tanah yang tersebut rentan terhadap erosi atau penurunan permukaan.
2. Edukasi kemudian kesadaran masyarakat
Edukasi terhadap penduduk tentang bahaya sinkhole dan cara menghadapinya sangat penting. Warga yang digunakan tambahan sadar akan tanda-tanda awal terjadinya sinkhole bisa lebih banyak siap serta tanggap menghadapi situasi darurat.
3. Pengendalian beban tanah
Pengendalian beban pada tanah yang bukan stabil sangat penting untuk mengurangi keruntuhan. Sebelum melakukan pembangunan, lakukan evaluasi kekuatan tanah dengan pengujian geoteknik. Jika diperlukan, gunakan fondasi khusus seperti tiang pancang atau fondasi di yang digunakan dirancang untuk mendistribusikan beban secara merata, sehingga tekanan pada tanah tetap memperlihatkan aman.
4. Pemantauan geologi serta tanah
Pemerintah juga pihak berwenang perlu melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi geologi dan juga tanah, teristimewa dalam area rawan sinkhole.
Teknologi seperti pemetaan geofisika lalu radar penembus tanah (GPR) dapat mendeteksi keberadaan rongga atau lapisan tanah yang tersebut bukan stabil di dalam bawah permukaan dapat membantu mendeteksi adanya rongga atau retakan pada bawah permukaan tanah.